Pemerhati Politik dan Kebangsaan: Rezim Jokowi Menghamba ke China dan Mengusir Pribumi Melayu

Rezim Joko Widodo (Jokowi) menghamba kepada China demi investasi dengan mengusir warga Melayu di Pulau Rempang Kepulauan Riau.

“Bukti kekejian rezim investasi Jokowi dalam menghamba kepada China adalah peristiwa kesewenang-wenangan dalam penggusuran pribumi Melayu di Pulau Rempang Kepri,” kata Pemerhati Politik dan Kebangsaan M Rizal Fadhillah kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (11/9/2023).

Demi investasi yang dijanjikan China Rp172 triliun aparat mengejar dan menghajar. Korban berjatuhan. Rakyat pribumi yang telah menempati tanah ratusan tahun itu harus mengosongkan dan tentu mereka menolak. Bentrok brutal aparat dengan rakyat menjadi bukti bahwa rezim Jokowi memang biadab.

“Sarwa investasi adalah perwujudan dari faham neo-komunisme yang materialistik. Pembangunan bidang lain termasuk moral dan budaya serta menjaga kelestarian adat dan agama dapat tersingkir oleh kebijakan investasi. Investasi menjadi legalitas negara untuk mencuri, merampok dan memperkosa segala hak-hak rakyat,” paparnya.

Kata Rizal, Rempang memang harus melawan karena jika tidak Rempang Batam akan menjadi area “penaklukan” China atas Indonesia. Etnis Melayu yang digantikan etnis China di 17 ribu hektar kawasan. Dahulu di tetangga Batam yaitu Singapura warga Melayu juga habis terkikis dan “ditaklukan” oleh etnis Cina.

“Ternyata dimulai dari investasi dan pembangunan ekonomi. Kini RRC menjadi mitra dagang terbesar Singapura. Xi Jinping dan Lee Hsien Loong sama-sama beretnis China. Lee adalah putera Lee Kuan Yew pengganti Goh Chok Tong,” jelasnya.

Proyek Xi Jinping-Jokowi Rempang Eco City telah menimbulkan korban. Pemaksaan pengosongan lahan yang dihuni 16 kelompok adat Melayu sungguh menyakitkan. Lebih sakit daripada sekedar korban bentrokan yang dibawa ke rumah sakit.

“Pabrik kaca kedua terbesar dunia yang akan dibangun China di Rempang menjadi cermin dari penyerahan lahan bangsa Indonesia kepada China. Awal sebelum penyerahan lahan IKN Kalimantan kepada China pula,” pungkas Rizal.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News