Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menolak uang muka yang nilainya ratusan miliar agar tidak menjadi cawapres. Cak Imin berkeyakinan di Pilpres 2024 mempunyai peluang besar menjadi wakil presiden.
“Ada duit-duit besar uang muka nilainya ratusan miliar mau dikasih ke dia tapi ditolak, karena Cak Imin mau menjadi cawapres. Duit ini berasal dari orang yang ingin mendapatkan kursi cawapres,” kata wartawan Tempo Stefanus Pramono dalam perbicangan Bocor Alus di YouTube.
Wartawan Tempo lainnya, Raymundus Rikang membenarkan informasi yang diutarakan Stefanus Pramono. “Dari peristiwa ini, Cak Imin menolak dari upaya lobi dengan menawarkan logistik itu. Cak Imin masih punya cita-cita pada Pilpres 2024 mempunya peluang. Dari situlah ketemu Anies Baswedan,” jelasnya.
Politikus PKB yang tidak mau disebutkan nama membenarkan informasi yang diutarakan wartawan Tempo. “Itu bagian dinamika Cak Imin menjadi cawapres,” ungkanya.
Kata Politikus PKB, utusan yang menginginkan Cak Imin tidak menjadi cawapres sudah menggiriing opini publik sebagai cawapres potensial. “Orang kaya bisa juga melakukan penggiringan opini melalui pengamat atau lembaga survei,” jelasnya.
Ia tidak mau memberikan nama seseorang yang menginginkan Cak Imin tidak menjadi cawapres. “Publik juga sudah tahu, tidak perlu saya sebutkan namanya. Orang yang mengincar cawapres selalu mengklaim bagian dari NU tapi naturalisasi,” pungkasnya.