Waspada, Cak Imin adalah Jebakan Jokowi

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dari PKB adalah salah satu Ketum parpol dari sekian ketum yang jadi “sandera” Jokowi. Selama ini langkah Cak Imin sengaja dipermainkan dan dimatikan Jokowi, karena dia terjerat kasus “kardus durian” di Kementrian Pedesaan dan Daerah Tertinggal (PDT) ketika dia menjabat sebagai Menteri.

Siapa pun juga yang telah berurusan dengan Jokowi maka orang itu pasti menjadi orang yang bermasalah yang bisa “mengotori” siapa pun yang akan bersamanya.

Jika langkah Anies dan Nasdem diteruskan dengan menggaet Cak Imin yang harus berurusan dengan KPK akan menjadi blunder dan kemungkinan besar Anies gagal nyapres.

Saat ini KPK telah bersiap untuk mengusut kembali kasus Cak Imin. Ini jelas bagian dari permainan (kotor) Jokowi yang menginginkan cawapres Anies dari koalisi Pemerintah supaya mudah dikendalikan.

Jokowi ketika memanggil Surya Paloh (seperti yang disampaikan Surya Paloh) menyarankan agar cawapres Anies dari koalisi pemerintah. Sangat mungkin ini adalah sebuah jebakan. Jokowi yang ingin agar siapa pun yang menang masih harus berurusan dengan Jokowi. Jika koalisi perubahan masih harus berurusan dengan Jokowi, maka nasibnya akan seperti capres-capres lain yang “tersandera” oleh permainan Jokowi.

Langkah Anies yang meninggalkan AHY begitu saja adalah sebuah langkah yang tidak beretika yang menyebabkan SBY, AHY dan jajaran Demokrat murka dan menganggap Anies dan Surya Paloh melakukan sebuah pengkhianatan. Secara moral meninggalkan AHY dan beralih ke Cak Imin dan hanya mengutus Sudirman Said untuk memberitahukan keputusan menggaet Cak Imin adalah langkah keliru.

Jika Anies dan koalisi perubahan tetap memilih Cak Imin sedangkan Cak Imin masih dalam kendali Jokowi, dikhawatirkan ke depannya akan terus “ngemis-ngemis” minta restu dan kebaikan Jokowi. Jika ini yang terjadi, Anies telah masuk perangkap jahat Jokowi.

Sebelum terlambat, Anies dan koalisi perubahan harus memutus rantai dulu dengan rezim zalim ini. Tidak ada artinya koalisi perubahan jika masih harus ngemis-ngemis “minta restu” Jokowi.

Beberapa langkah yang harus diambil koalisi perubahan jika mau selamat (dunia dan akhirat) dari perangkap jahat Jokowi :

Pertama, Waspada terhadap jebakan dan permainan Jokowi

Jokowi sedang berusaha menaruh orang-orangnya di semua capres. Tujuannya untuk menyelamatkan dosa-dosa politik dirinya dan keluarganya.

Kedua, Hindari cari cawapres pendukung Jokowi

Semua yang telah menjadi bagian rezim Jokowi otaknya seolah tercuci dan terkena “sihir” istana. Tidak ada satupun tokoh kritis yang selamat dari “sihir” istana ketika masuk pemerintahan Jokowi atau istana. Sangat mungkin terjadi kalau Cak Imin masih “diremote control” dan membawa misi Jokowi. Dan Cak Imin adalah salah satu pengusul Jokowi tiga periode.

Ketiga, Anies harus datang langsung ke AHY, SBY, dan jajaran Partai Demokrat untuk minta maaf dan klarifikasi

Jangan memulai melangkah dengan mengabaikan moral, adab, dan etika karena akan terus menjadi ganjalan hati ke depannya. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, lebih baik meminta maaf daripada terus memendam rasa bersalah.

Keempat, Sebaiknya mengambil cawapres selain Cak Imin yang suatu saat bisa jadi tersangka

Jika Cak Imin jadi tersangka maka Anies gagal nyapres. Semua kalkulasi untuk meraih kemenangan bakal ambyar. Berkoalisi dengan PKB tidak masalah, tapi harus diantisipasi jika Cak Imin jadi tersangka.

Kelima, Jika diperkirakan Cak Imin akan terjerat hukum, bisa memilih cawapres di luar partai koalisi yang mampu mendokgkrak elektabilitas dari kalangan nahdhiyyin

Target menggaet Cak Imin adalah untuk mendulang suara dari kaum najdhiyyin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jika Cak Imin diperkirakan akan ditersangkakan, bisa menggaet cawapres dari luar koalisi : Khofifah atau Yeni Wahid, atau yang lain.

Anies harus berhati-hati dalam melangkah. Hindari permainan licik dan kotor Jokowi, sebelum terperosok kedalam jurang kenistaan. Nilai-nilai luhur yang selama ini ditunjukkan Anies baik dalam kebijakan maupun tutur kata harus terus mampu terimplementasikan dalam setiap gerak dan langkah. Selalu membuat jarak dengan Jokowi (jadi antitesa Jokowi) karena itulah yang dikehendaki rakyat dan yang akan menyelamatkan negeri ini.

Selalu waspada dan gunakan kecerdasan dan hati nurani, tidak terjebak politik kotor yang hanya mengejar kekuasaan.

Semoga Allah terus membimbing Anies dan koalisinya di jalur yang benar.

Bandung, 18 Shafar 1445

Simak berita dan artikel lainnya di Google News