Oleh : Memet Hakim (Pengamat Sosial & Wanhat APIB)
Didalam politik memang tujuan akhir adalah kekuasaan, itu tidak dapat dipungkiri. Jokowi bukan ketua partai, bukan pemilik partai dan bukan pula pendiri partai, dia hanya “petugas partai”.
Dengan modal ijazah palsu, asal usul keluarga tidak jelas, Jokowi dari seorang pedagang mebel bisa terpilih menjadi Walikota di Solo, terus bisa jadi Gubernur di DKI bahkan akhirnya bisa menjadi presiden RI. Ini sungguh luar biasa, walau banyak orang dibohongi dan diberi harapan palsu.
Hebatnya lagi walau cuma jadi petugas partai, dia bisa mengendalikan partai yang menugaskannya dan partai-partai lainnya. Partai pemburu kekuasaan dan harta yang dipimpin mantan presiden, jendral dan profesional semuanya tunduk dibawah kakinya. Kecuali partai yang punya integritas tentunya.
Jokowi hanya tunduk pada para konglomerat yang membantunya. Dia akan melaksanakan apapun yang diminta walaupun harus menindas rakyatnya sendir. Faktanya memang seluruh partai koalisi pemerintah ikut menandatangani UU yang merugikan rakyat, dengan berbagai alasan. Padahal seluruh partai diatas ngakunya berjuang untuk rakyat semua. Seluruh partai ini taat dan patuh pada Jokowi.
Jokowi tahu persis cara mengendalikan partai2 tersebut. Partai-partai juga tahu persis mereka dikendalikan hanya dengan diberikan jabatan atau ancaman, mereka tunduk. Jika sudah masuk lingkaran tersebut, susah keluarnya.
Konon kabarnya banyak dukun yang membantu Jokowi, sehingga orang yang pintar dan kuat sekalipun, jika masuk istana, keluar menjadi tampak bodoh. Bahkan sekaliber ulama seperti Ma’ruf Amin, hanya bisa berkata amiin saja melihat banyaknya ulama yg dikriminalisasi dan kedzaliman yg dibuat Jokowi.
Selama periode pemerintahan Jokowi berapa banyak jiwa melayang, berapa banyak dana yang dikorupsi, berapa banyak SDA yang diobral, berapa banyak UU yang merugikan rakyat, berapa banyak kasus hukum yg aneh, berapa puluh juta tka yang mengalir, semuanya aman-aman saja. Banyak penyimpangan, kebohongan pelanggaran etika juga yang dilakukan tapi semua aman.
Jokowi tahun 2024 akan berakhir masa jabatannya, tetapi semua partai tetap tergantung padanya. Semua tampak bodoh, aneh dan gak masuk akal waras. Kok bisa ? Inilah salah satu kehebatan Jokowi. Kita harus mengakui hal ini, walaupun kehebatannya ini negatif alias jahat. Belum pernah ada presiden sehebat Jokowi, sayangnya konotasinya negatif.
Kejahatan Jokowi pada negara ini telah merubah wajah RI menjadi sangat terbuka, terhadap komunis, China dan kapitalis. Selain itu ketimpangan ekonomi, ketidak-adilan dibidang hukum, sosial seolah diberi ruang yg besar. Agama Islam agama yg terbesar di negeri ini di pecah belah, begitu juga di TNI, sehingga secara keseluruhan ketahanan RI dirasakan semakin melemah. Polri menjadi andalan eksekutor Jokowi, telah berjalan secara efektip. Inilah kehebatan Jokowi.
Saking hebatnya, ada ahli hukum mantan menteri siap pasang badan, bilamana seusai Pilpres ada tuntutan terhadap Jokowi. Padahal belum ada capres yang didukung Jokowi ada yang berani melindungi Jokowi setelah selesai bertugas. Memang Jokowi sangat rentan diadili kelak, karena banyak dosanya terhadap bangsa dan negara ini, tapi dengan kehebatannya Jokowi sudah menyiapkan segala sesuatunya agar aman. Bagi politikus hitam mungkin kiat-kiat Jokowi dapat menjadi inspirasi.
Bandung, 03.09.2023