Indonesia Jangan Terperosok ke Dalam Lubang yang Sama Dua Kali

Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)

Indonesia negara yang sangat besar, memiliki banyak sekali orang-orang hebat dan ahli : ahli agama, ahli politik, ahli teknologi, ahli hukum, ahli filsafat, ahli fisika dan metafisika, ahli kimia, ahli sejarah, ahli tempur, ahli bahasa, dll. Kalau hanya mencari 100 orang dari masing masing bidang tentu sangat mudah.

Tapi anehnya, kenapa jabatan Presiden kok jatuhnya ke Jokowi, seorang yang : Tidak jelas pendidikannya, tidak jelas latar belakang keluarganya, tidak punya kapasitas dan kompetensi untuk memimpin negara, tidak jujur, pembohong, penipu, dan “pengkhianat” negara ?

Jawabannya, karena kebenaran tidak ditegakkan dan orang-orang yang diamanahi jabatan telah berkhianat demi meraih harta dunia dan jabatan.

Mengapa orang-orang hebat dan para ahli itu, ketika bergabung dengan rezim ini Jokowi, terutama para Anggota Dewan (DPR/MPR) dan pejabat-pejabat di lingkar istana, tidak satu pun yang jujur dan berani mengingatkan Jokowi ?. Semua -? manut atau “mengekor” saja kepada Jokowi, walaupun harus mengkhianati bangsa dan negara ? Sepertinya mereka sudah sangat nyaman bertugas di sana, walaupun hidup dalam kubangan dosa dan kemaksiatan. Atau paling tidak, kenapa hidup mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, keluarga, dan handai taulan yang mungkin sama-sama tidak jujur. Bahkan orang-orang yang benar-benar jujur kadang malah terpental

Bagi mereka, sungguh tidak ada yang perlu dibanggakan dengan ibadah-ibadahnya : shalatnya, zakatnya, shaumnya, dan hajinya.semuanya bisa jadi sia-sia jika tidak dilandasi keikhlasan, kejujuran dan kesalehan sosial.

Apanya yang harus dibanggakan, karena di era Jokowi ini kesemrawuran dalam penyele ggaraan negara sangat parah. Wajar jika banyak tokoh yang memberi gelar Presiden Jokowi dengan ungkapan sisnisme : bajingan, tolol, dan pengecut

Ini yang terjadi hanya di era Jokowi yang membuat semua orang hebat dan ahli dan jadi pejabat negara menjadi bisu, buta, dan tuli sehingga malah terus mendukung sikap kedurjanaan Jokowi.

Pertama, Ketika negara diobrak-abrik, bahkan dijual ke China oleh para pengkhianat bangsa dan negara, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Kedua, Ketika UUD 1945 diamandemen yang tadinya pro rakyat menjadi pro oligarki taipan, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Ketiga, Ketika berbagai Undang-undang direvisi dan dibuat hanya untuk melayani oligarki taipan : KUHP, UU Minerba, UU Covid-19, UU Cipta Kerja, UU Kesehatan, UU Tata Ruang, dll, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Keempat, Bukankah Jokowi yang bisanya membangun infrastruktur dengan cara ngutang dan ngutang, sampai sudah mencapai hampir 8.000 triliun, tanpa berfikir bagaimana cara mebayarnya (katanya setiap jiwa telah berhutang 29 juta), tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Kelima, Ketika semua bidang dalam pemerintahan telah dikuasai oleh oligarki taipan, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Keenam, Ketika ekonomi makin terpuruk karen dikuasai oleh segelintir konglomerat di bawah kendali oligarki taipan, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Ketujuh, Ketika kepolisian RI kehilangan kemandirian, di bawah kendali oligarki taipan, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Kedelapan, Ketika Jokowi terus saja menjadi jongos China sampai harus menunduk-nunduk, tanda tidak punya harga diri, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Kesembilan, Ketika kekayaan alam Indonesia terus dikeruk dan dikuras habis, lalu dibawa lari ke China, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Kesepuluh, Ketika Proyek-proyek raksasa hanya untuk melayani China, bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia : Reklamasi, Kereta Cepat Jakarta Bandung, IKN, dll, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Kesebelas, Ketuka hampir semua usaha dalam negeri telah dikuasai China sehingga para pribumi dibuat nyungseb, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Keduabelas, Ketika korupsi meraja lela dan ada di mana-mana, dari mulai pejabat tertinggi sampai yang terendah, dari mulai keluarga istana, anak-mantunya, sampai kroni-kroninya menjadi koruptor, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Ketigabelas, Ketika para pimpinan lembaga negara : DPR/MPR, KPK, KPU, Bawaslu, MK, MA, Kejagung, semuanya dalam kendali oligarki taipan, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Keempatbelas, Ketika rakyat terus jadi korban rezim durjana bahkan mereka terus dibuat miskin dan sengsara biar mudah disetir dan tidak bisa lantang bersuara, tapi para ahli itu diam saja, bahkan ikut mendukung ?

Walhasil, semua orang hebat dan ahli yang jadi pejabat di lingkar istana, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif di negeri ini sepertinya telah jadi “bajingan, tolol, dan pengecut ?”.

Apa arti “bajingan” ? Silakan buka Kamus Besar Bahasa Indonesia biar tidak salah paham dan gagal paham.

Rezim Jokowi harus segera dihentikan agar negara tidak semakin hancur.

Semoga Jokowi segera dimakzulkan!

Bandung, 6 Shafar 1445

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News