Habib Umar Alhamid: Jokowi Berkhianat atau Bersandiwara dengan PDIP?

Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari) Habib Umar Alhamid menyebutkan kalau manuver Presiden Joko Widodo (Jokowi) apakah sedang melakukan pengkhianatan kepada PDIP? Kalau berkhianat, yang menjadi pertayaan kok berani Jokowi khianati PDIP dan Megawati? Namun ada juga yang berpendapat mantan Wali Kota Solo ini sedang bersandiwara dan menjalankan peran sebagai petugas partai. Sebenarnya apa yang sedang dimainkan Jokowi saat ini, berkhianat terhadap PDIP atau sedang bersandiwara. Lantas bagaimana nasib Prabowo dan partai partai yang telah mendukungnya?

“Manuver Jokowi yang membawa Prabowo kemana-mana bisa dinilai berseberangan dengan PDIP. Namun ada yang berpendapat lain, kalau Jokowi sedang melakukan misi ‘ngangon’ agar Prabowo tidak liar kemana-mana. Kalau hal ini yang terjadi tentunya Prabowo akan jadi korban ‘prank’ kembali,” ujar Habib Umar Alhamid kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).

Menurutnya, Jokowi mempunyai karakter yang berkelok kelok dan tidak dapat dipegang janjinya. Lihat saja penampilannya pada event-event tertentu selalu mencari sensasi agar pengikutnya selalu dibuat bingung.

“Lihat pada perayaan HUT kemerdekaan RI ke-78 di istana merdeka. Saat itu kalau tidak salah Jokowi menggunakan pakaian Ageman Songkok Singkepan Ageng Raja Surakarta (pakaian Raja Jawa-red) tidak menggunakan jas dan kopiah hitam seperti presiden-presiden sebelumnya, ada apa dengan itu semua,” tutur Habib Umar.

Lebih jauh Habib Umar mengatakan, sepertinya sekarang ini Jokowi sedang memainkan politik dua kaki sebagai upaya untuk menyelamatkan dirinya dan keluarga jika tidak berkuasa lagi. “Jokowi selalu membawa hasil berbagai survei dan lebih aman menurut saya dia (jokowi) mendukung Ganjar dari pada Prabowo,” jelasnya.

Dan, tambah Habib Umar, langkah yang dilakukan partai-partai besar yang mendukung Prabowo menunjukkan tidak punya kemandirian dan diduga tersandera oleh dosa masa lalu sehingga mereka memilih diam dan mengikuti arahan penguasa. “Ingat rakyat tidak akan memilih partai yang dikendalikan penguasa apalagi partai partai yang tidak memiliki pendirian dan sikap tegas,” paparnya.

Untuk itu Habib Umar menyarankan, kepada rakyat di republik ini untuk tidak memilih partai yang dikendalikan penguasa dan kekuasaan. “Disarankan rakyat lebih baik memilih partai yang bebas dan merdeka dari tekanan, dan berpihak pada rakyat di negeri ini,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News