Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)
Lembaga zakat yang hebat terkadang jatuh terperosok bukan karena tekanan atau dorongan dari luar. Mereka yang hebat terkadang terjangkiti virus kehebatan hingga ke individu-individu yang ada di dalamnya. Dan virus ini semakin hari bisa semakin kuat dan luas penyebarannya. Lalu apa dampaknya? Virus merasa hebat akan menumbuhkan kepercayaan diri yang berlebihan; saat yang sama, menumbuhkan pula independensi dan semangat kesetaraan yang bermakna destruktif.
Di luar itu, mulai menguat perasaan diri lebih dari yang lain dan menganggap pihak lainnya tak sebaik dan sehebat dirinya. Semakin hari, bila tak terselesaikan, virus ini akan menjadi wabah dan mengantarkan lembaga pada perpecahan. Dan perpecahan orang-orang hebat, apalagi dalam lembaga yang hebat, tentu saja kualitas pecahnya berbeda dengan lembaga yang biasa-biasa saja.
Perpecahan yang diawali konflik perbedaan dan cara pandang akan meluas dengan terbangunnya relasi dan cara pandang serupa di masing-masing pihak. Dan karena perasaan setara demikian tumbuh dengan kuat, sebuah komentar hingga manuver salah satu pihak akan berbalas dengan hal setara atau malah lebih hebat.
Kenyataan semacam ini tampaknya lazim terjadi di organisasi hebat termasuk di lembaga zakat, yang akan terus hebat bila mampu melewati goncangan perpecahan. Dan sebagai sebuah hukum besi hadirnya lembaga hebat, semakin hebat konflik yang terjadi maka semakin terasah kemampuan tumbuh dan berkembang.
Sebaliknya, bila sebuah lembaga tak sanggup melewati skenario pecah belah dan atau belah pecah, maka selesai sudah umur lembaga di tangan bergeraknya waktu. Dan lembaga segera terkubur di dalam kenangan masa lalu juga cerita sejarah