Saya ingin menyampaikan fenomena yang menarik. Yakni, betapa hebat pengaruh Tiktok terhadap keterpilihan Ganjar.
Pertanyaannya, Benarkah? Fenomena ini kita dapatkan dari hasil beberapa kali perrtemuan antara Mas Sutaji, Relawan Anies di Bojonegoro kepada para siswa SMA dan SMK yang pada tahun 2024 nanti menjadi pemilih pemula.
Mas Sutaji ini kebetulan seorang guru swasta. Maka mudah berinteraksi dengan para siswa itu.
Dari sekian pelajar yang ditanya, dengan pertanyaan pilih capres siapa pada pemilu 2024 nanti, hampir seratus persen menjawab Ganjar pilihannya.
Dari jawaban para siswa itu dirasa aneh oleh mas Sutaji, maka ditanya kenapa milih Ganjar, jawabnya ringan dan cepat, kata para pelajar itu, karena Ganjar orangnya baik, merakyat.
Loh, kok tahu klo Ganjar orangnya baik dan merakyat, darimana tahunya,…. demikian kejar Mas Sutaji, semuanya menjawab dari tiktok.
Ya, Inilah yg saya sebut fenomena. Fenomena keterpilihan seseorang itu bagi pemilih pemula yg notabene pemilih milenial, cukup diwakili aplikasi tiktok.
Benarkah demikian? Paling tidak, dari jawaban para siswa yang bakal menjadi pemilih pemula pada pemilu 2024 nanti, menunjukkan seperti itu. Jawaban jujur para siswa.
Hasil wawancara mas Sutaji tersebut, tadi disampaikan dalam forum pertemuan pengurus JARNAS Bojonegoro utk mnjadi kajian bersama.
Terutama upaya meraih pemilih pemula dan milenial itu.
Dari diskusi tadi, ada pula yg mnilai wajar, bahwa kaum pemilih pemula yang milenial itu pilihannya jatuh kepada Ganjar.
Sebab, tim Ganjar produktif Sekali membuat konten di aplikasi yang lagi ngetren saat ini, yakni tiktok.
Tema kontennya juga langsung mengarah ke jiwa kaum milenial.
Sementara, menurut mMs Fatkur, relawan Jarnas yang lain, menilai nyaris tidak ada konten medsos dari Anies Baswedan yang menyasar langsung ke jiwa pemilih pemula dan milenial itu.
Yang mas Fatkur ketahui, konten medsos Anies kebanyakan bernuansa atau bertema tegang, seriusa, ilmiah, teoritis, yang hnya bisa dinikmati oleh kaum tua. Seperti tentang kenegaraan, sosial, budaya, ekonomi, politik, dll.
Bagi pemilih pemula, tema-tema tersebut dirasa terlalu seriusa dan tidak menarik mereka.
Ya, bisa jadi tema-tema konten medsos Anies selama ini, dirasa kurang menarik bagi kaum pemilih pemula.
Maka, jika hasil diskusi dari sbuah kisah antara guru swasta Mas Sutaji dengan para siswa ini, dirasa benar, maka ada baiknya tim kreator medsos Anies Baswedan tak hanya mengunggah tema-tema yang high class, tapi tema yang menyasar langsung ke jiwa anak muda pemilih pemula ini juga penting digarap.
Mungkin termasuk tema-tema kerakyatan yang lain, yang menyasar langsung pemilih kelas bawah, seperti petani, nelayan, pedagang pasar tradisional, dll.
Memamg, kesannya ‘pencitraan’. Tapi menurut saya, kalau dengan cara itu, mampu mendulang suara keterpilihan Anies, kenapa tdak dilakukan.
Bukankah lawan kita ini punya segalanya dan bisa melakukan apapun demi sebuah kemenangan.
Demikian, sekelumit hasil diskusi kecil kami di Bojonegoro.