Oleh: Memet Hakim (Pengamat Sosial dan Ketua Wanhat APIB)
Acara Apel Siaga Partai Nasdem 16.07.2023, berlangsung seru & sukses. Anies pidato politiknya berubah menjadi “doa harapan”, apa yg jendak dicapainya jika menjadi presiden yang diaminkan oleh seluruh ratusan ribu anggota Nasdem.
Surya Paloh secara terbuka telah menyesal mendukung Jokowi jadi presiden, karena harapannya tidak terpenuhi. penuh ke pura2an, tapi tidak bekerja untuk keadilan dan kesejahteraan rakyatnya. Karena itulah, sekarang Nasdem mengusung Anies Baswedan untuk menjadi presiden berikutnya.
Di luar itu, ternyata ada perwakilan Golkar hadir bersama PKS dan Demokrat. Dalam pertemuan politik sebenarnya biasa saja tidak ada yang aneh, tetapi hadir dalam Apel Siaga Nasdem ini menjadi Istimewa. Mungkinkah ini pertanda Golkar akan merapat ke koalusi perubahan? Sayangnya JK dan AT tidak hadir.
Tanda-tanda condongnya Golkar ke Koalisi Perubahan saat di deklarasikan Koalisi KIB (Kuning, Ijo Biru). Secara resmi partai Kuning, Ijo Biru ini masih bersama Pemerintah, tapi de facto di bawahnya ikut Koalusi Perubahan. Dengan kata lain casingnya tetap di istana, tetapi isinya ada di Koalusi Perubahan. Keberanian partai kuning, Ijo dan Biru ini tinggal menunggu waktu aja. “Jika saatnya tiba ancaman sandera bukan hal yang menakutkan lagi”.
Konon kabarnya lagi Erlangga sebagai Ketua Golkar sedang digoyang munaslub. Ini gambaran di internal partai, rupanya masih ada yg setia pada oligarki. Bagi mereka ini uang & jabatan adalah segalanya. Benalu-benalu ini tentu tidak rela jika negara ini berdaulat penuh, karena sulit untuk cari duit secara normatif.
Dengan gambaran ini, andaikan Golkar jadi diambil alih, itu cuma casingnya aja, dibawahnya lain lagi. Jadi percuma juga upaya kudeta partai seperti itu. Peluang kudeta partai masih ada, kita lihat Sekjennya itu orang siapa, tentu dari sini gerakan akan dimulai. Jika saja Sekjen pandai berhitung, Luhut ibarat lilin besar sudah redup juga, tidak sekuat 10 tahun yl. Apalagi jika dilihat dari besarnya dukungan rakyat pada Anies, walau masih ada orang yang menolak Anies.
Pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan Gerindra ? Masih semangat memuja muji Jokowi ? Mayoritas pendukung Gerindra sudah pindah ke lain hati, bahkan di organisasi inti dan sayapnya juga banyak yg meninggalkan Gerindra. Partai ini sekarang diperkuat oleh figur Iwan Bule, Wiranto dan Abu Janda. Figur yg bengis terhadap ulama dan Islam. Dapatlah digambarkan kekuatan Gerindra saat ini. Yg tersisa adalah para loyalis Prabowo dan rasa korsa saat aktif dulu. Di dalam survey plat merah umumnya dibawah Ganjar, tetapi dalam survey netral, sangat kecil perolehannya.
Uang ternyata bukan segalanya, semangat perubahan sudah mengelinding menjauhi Jokowi & jajarannya. Gerindra ingin berkembang atau menjadi gurem ? Semua pilihan ada di tangan ketuanya. Jika ingin berkembang tidak perlu malu mengikuti jejak Golkar, apalagi mayoritas relawan Anies adalah relawan PS tadinya yg telah hijrah dan menemukan pemimpin harapan bangsa.
Diprediksi dengan solidnya dukungan partai koalisi, relawan serta masyrakat terhadap Anies, serangan pemerintah terhadap Anies dan Koalisi Perubahan, akan semakin vulgar dan semakin intensif. Perjuangan rakyat melawan pemimpin palsu akan semakin berat.
Bandung, 17 Juli 2023