Ketua Umum Relawan Jokowi yang tergabung dalam Bravo 5 Jatim Ubaidillah Amin Moech menilai pertemuan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dengan Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) lebih akrab dibandingkan Anies Baswedan.
“Pangeran MBS bahkan bertemu Pak Luhut tanpa menggunakan Keffiyeh (penutup kepala tradisional yang biasa digunakan di Timur Tengah dan dunia Arab). Memberikan pelukan kepada Pak Luhut, sebuah gestur yang menunjukkan hubungan personal yang lebih dalam,” kata Ubaidillah kepada wartawan, Ahad (2/7/2023).
Kata Ubaidillah pertemuan tersebut hanya momen dalam rangka penerimaan tamu tahunan yang dilakukan oleh Raja Arab Saudi kepada para pejabat, negara, dan tokoh agama yang tengah beribadah Haji.
“Sebenarnya hanya momen formalitas biasa yang dibesar-besarkan. Tidak ada kedekatan atau kehangatan yang terasa dalam pertemuan tersebut,” jelasnya.
Dia menduga aktivitas yang dibesar-besarkan ini berkaitan erat dengan gestur politik Anies menjelang Pemilihan Presiden 2024. Sebab, pertemuan tokoh Islam Besar seperti Pangeran MBS dianggap dapat dimanfaatkan sebagai alat memperoleh popularitas dan mendapatkan dukungan politik dari umat Muslim. Kendati demikian, Gus Ubaid pun memaklumi pandangan tersebut.
“Kita tentu bisa melihat ke arah mana Anies akan membawa perbincangan Pilpres 2024 nanti jika dia benar-benar mendapatkan tiket,” bebernya.
Di sisi lain, Gus Ubaid mengatakan pemilihan presiden harus didasarkan pada visi, program kerja, dan rekam jejak kandidat, bukan hanya popularitas atau kesamaan identitas.
Kepentingan bangsa harus menjadi prioritas dalam memilih pemimpin yang berkomitmen memajukan negara dan menghadirkan perubahan nyata.
Manipulasi politik dan politisasi pertemuan harus dihindari agar pemilihan presiden dapat menghasilkan kemajuan bagi Indonesia. “Politik identitas semacam ini hanya mengaburkan pandangan kita,” ucapnya tegas