Buku Kristen Muhammadiyah bermasalah secara Pemaknaan. Ada kata Muhammadiyah yang artinya pengikut Nabi Muhammad dikaitkan dengan Kristen. Kata Muhammadiyah bukan sekadar organisasi ormas Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan.
“Saya sudah baca utas ini Pak. Pengalaman saya sebagai penulis dan editor, judul ini bermasalah secara pemaknaan,” penulis Edy A Effendi di akun Twitter-nya @mihrabku, Selasa (30/5/2023).
Edy mengakui pernah menjadi editor buku berjudul ‘Dekonstruksi Islam Mazhab Ciputat’. “Saya pernah mengedit buku, “Dekonstruksi Islam Mazhab Ciputat, dari Cak Nur hingga Ahmad Sahal”, Cak Nur marah besar ke saya. Dia ultimatum, coret nama dia.
“Asal Pak @Abe_Mukti tahu, ultimatum Cak Nur disertai ancaman bahwa dia yang pertama akan menulis review buku tersebut di Majalah Tempo dan menganjurkan untuk tidak dibeli,” ungkapnya.
Edy mengingatkan kepada Abdul Mu’ti untuk berhati-hati ketika memberikan judul buku. “Kenapa? Itu karena bermasalah di sub judul. Hati-hati Pak dengan judul buku,” tegasnya.
Buku selanjutnya, saya edit wawancara Cak Nur di berbagai media massa, ceramah Pak Quraish Shihab (@NajwaShihab), disertasi Greg Barton, aman.
“Judul itu arus utama isi buku. Muhammadiyah, itu pengikut Nabi Muhammad bukan sekadar ikut organ @muhammadiyah. Begitu Pak @Abe_Mukti,” tegasnya.
Edy mempertanyakan ke Abdul Mu’ti pernah membaca buku karya Sutan Takdir Alisjahbana berjudul ‘Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia’
“Apakah Pak @Abe_Mukti dan Fajar sudah membaca buku STA tentang hukum D-M dan M-D?” paparnya.
Kata Edy, buku karya Sutan Takdir Alisjahbana membahas susunan kalimat bahasa Indonesia secara benar.
“STA menegaskan hukum D-M dan M-D: baik dalam kata majemuk maupun dalam kalimat, segala sesuatu yang menerangkan terletak di belakang yang diterangkan,” pungkasnya.