Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Jokowi dari awal memerintah sudah sudah tidak percaya diri sehingga konsekuensinya harus terus berbohong. Selain telah menggunakan ijazah yang tidak terbukti asli, juga kemenangannya penuh rekayasa dan kecurangan. Terutama di tahun 2019 di mana telah terjadi drama pembunuhan 849 petugas KPPS meninggal secara misterius dan lebih dari lima ribu sakit secara misterius.
Di awal pemerintahannya, Jokowi banyak menjanjikan perubahan dan penanganan serius mulai dari masalah kesejahteraan rakyat, pendidikan yang maju, ekonomi yang meroket, pemerintahan yang bersih dan berwibawa, tidak impor, mengutamakan produksi dalam, mobil SMK, Indosat akan dibeli, hutang kepada Asing distop, tidak akan bagi-bagi kursi, tidak akan impor pangan, dolar akan turun sampai 10 rb, akan menciptakan 10 jt lapangan kerja, tidak akan menaikkan harga barang, pertumbuhan ekonomi di atas 7%, akan membangun stadion untuk persija, dll. semuanya OMDO tanpa ada yang dipenuhi.
Bahkan yang terjadi adalah rezim Jokowi hanya jadi boneka yang sangat bergantung dan dikendalikan oleh China dan rakyat hanya sebagai obyek pemerasan. Di bawah tekanan China semua produk undang-undang dirubah dan dibuat hanya untuk melayani dan menguntungkan parataipan. Para aparat negara hanya berfungsi sebagai komprador busuk yang hanya melayani kepentingan China. Harga diri bangsa telah digadaikan hanya demi uang, jabatan dan kekuasaan.
Selama dua periode menjabat rezim Jokowi hampir tidak membawa kebaikan apa pun bagi bangsa dan negara selain : rakyat semakin sengsara dan menderita, ekonomi terpuruk, korupsi ada di mana-mana tanpa bisa dikendalikan dan dilakukan secara berjamaah, para mafia menguasai pemerintahan, hukum sangat tumpul dan hanya jadi alat penguasa, kebebasan dipasung, suara kritis dibungkam, kebohongan jadi senjata mengelabui rakyat, hutang negara selangit tanpa kendali sehingga untuk bayar bunganya saja yang lebih dari 400 triliun/tahun terpaksa harus mengganggu APBN, investasi tidak jalan, rakyat terus dicekik dengan berbagai pungutan dan pajak, bikin proyek tanpa perhitungan matang sehingga uang dihambur-hamburkan tanpa hasil yang bisa dinikmati rakyat, dll.
Dalam keadaan terpuruk dan tanpa kendali yang benar, Jokowi malah ingin menambah lagi kekuasaannya. Akhirnya istana sibuk bergerilya membangun opini dan kekuatan melalui relawan (bayaran) yang menamakan diri sebagai Musra (Musyawarah rakyat). Padahal penamaan itu tidak tepat karena istilah musyawarah juga tidak tepat, mengatasnamakan rakyat juga tidak tepat.
Menilai kepemimpinan Jokowi selama dua periode, boleh dibilang Jokowi satu-satunya Presiden yang gagal membangun dan memajukan negara Indonsia. Justru selama rezim Jokowi telah terjadi :
1. Islamopobia yang makin mendalam
2. Kriminisasi ulama dan tokoh-tokoh oposisu
3. Pembelahan bangsa yang semakin parah
4. Marginalisasi umat Islam yang taat
5. Penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang yang tidak terkendali
6. Undang-undang yang telah dikebiri demi menguntungkan oligarki taipan
7. Hukum telah jadi alat penguasa
8. Mafia bisnis telah merasuk ke segala lini termasuk di dalam pemerintahan
9. Korupsi sangat ugal-ugalan dan telah merajalela di semua lapisan
10. Ekonomi semakin terpuruk
11. Usaha sangat sulit
12. PHK massal terus terjadi
13. Mencari kerja sangat sulit
14. Kemiskinan semakin meningkat tajam
15. Upaya bunuh diri meningkat
16. Gelandangan dan Pengemis (gepeng) ada di mana-mana
17. TKA China terus berdatangan semakin menggeser peran pribumi
18. Hutang negara dan swasta terringgi sepanjang sejarah
19. Teritorial negara semakin dikuasai China
20. Kebijakan negara semakin tidak mandiri dan banyak dikendalikan oligarki taipan
20. Hampir semua lembaga di era Jokowi baik yang eksekutif, legislatif, maupun yudikatif sudah menjadi jongos China
21. Pimpinan TNI-POLRI tidak lagi berpihak kepada rakyat, tapi lebih membela para taipan
22. Aparat Kepolisian sangat galak kepada rakyat dan oposisi dan tidak berdaya menghadapi para pesuruh dan antek-antek taipan
23. Ideologi komunis (PKI) makin menguasai lembaga eksekutif dan legislatif
24. Para perani makin terpuruk selain tidak ada proteksi harga karena selalu impor, juga distribusi pupuk yang tidak lancar dan merata
25. Munculnya berbagai rasisme, intoleransi, dan persekusi yang dipelihara oleh penguasa
26. Munculnya berbagai aliran sesat yang dilindungi pemerintah
27. Dikembangkannya prilaku LGBT bahkan difasilitasi
28. Dibiarkannya kebohongan dan ketidakjujuran yang dilakukan oleh para pegawai
28. Pembiaran dan tidak ada tindakan hukum dan administratif bagi pengguna ijazah palsu bagi para aparatur negara
30. Kemaksiatan semakin merajalela
Sepertinya baru di era Jokowi kezhaliman dan kerusakan moral benar-benar dibiarkan.
Dan yang lebih parah, Jokowi tetap bertahan dalam kerusakannya, tidak bertaubat dan tidak kembali ke jalan yang benar.
Semoga di tahun 2024 terjadi perubahan yang sangat signifikan menjadi negara yang maju, berwibawa, adil, dan makmur
Bandung, 3 Dzulqa’dah 1444