Adian Napitupulu yang mempertanyakan kesetiaan keluarga Joko Widodo (Jokowi) terhadap PDIP karena lupa mantan Wali Kota Solo itu lebih setia ke Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).
“Baiknya sebelum menulis surat terbuka itu Adian berdialog dengan LBP, dia yang paham tentang pikiran dan tindakan Jokowi. LBP adalah Jokowi,” kata Penasihat Repdem Beathor Suryadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (21/5/2023). “Bukti Jokowi adalah LBP itu dibuktikan ada 20 Jabatan yang dipercayakan Jokowi kepada LBP,” tegasnya.
Beathor mengungkapkan, LBP yang mengatur pemodalan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019. “Kita masih ingat pernyataan LBP saat Pilpres 2014 bahwa dia punya alat yang mampu menyedot suara yang ada di KPU,” jelas Beathor.
Kata Beathor, LBP juga yang mengatur pembagian modal untuk Prabowo begitu mengatur tentang angka kemenangan. “Adian lupa, bahwa untuk menang, lawan tanding pun harus diatur tetap sejahtera,” paparnya.
Kata Beathor, Jokowi seorang politikus yang bisa berubah dukungan demi kepentingan politiknya.
“Adian lupa atau sengaja melupakan, sebagai aktivis dan politisi harusnya dia paham bahwa “kepentingan” adalah segalanya dalam pikiran dan gerak kaum politisi,” jelasnya.
Perpindahan pilihan dari partai ke partai seperti Ruhut Sitompul, Eva Sundari dan keluarga Murad Ismail adalah wajar.
Kata Beathor, sistem kapitalisme ini menghitung partai politik hanya sebatas perahu ke KPU, setelah terdaftar, maka figur kandidat nyelonong sendiri ke pangkuan kaum kapitalis.
“Beban disiplin, titipan program ideologi partai hanya omong kosong, beban bagi Kandidat dan pemodal,” paparnya.
Ia mengingatkan, Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim) 2013, Sukarwo yang diusung semua partai, melawan Eggi Sudjana yang independen. Demokrasi tetap terwujud walau begitu bentuknya. Bahkan Lawan tanding mundur dalam perjalanan proses pemilihan, tetap harus sejahtera
Sebelum menulis surat terbuka, kata Beathor, Adian harus melihat sisi lain dari sosok Jokowi dan keluarganya.
“Coba putar ulang video Bang Panda tentang Jokowi, pribadi pendendam, hingga akhir hayatnya Tjahjo Kumolo yang ikut kabinet 2 periode itu hanya berapa kali jumpa Presiden dan itupun tidak lebih hanya 5 menit,” paparnya.
Tjahjo Kumolo saat 2014 adalah Sekjen DPP PDIP, bersama Almarhum Taufik Kiemas menolak Jokowi sebagai calon Presiden dari PDIP
“Akibatnya, Tjahjo yang jadi Mendagri itu tidak diwongke oleh Presiden Jokowi,” tegasnya.
Kata Beathor, semoga Adian berhasil mengingatkan Jokowi dan Gibran yang infonya Senin 22 Mei diundang ke DPP PDIP.