Jika Khofifah Jadi Pendamping Anies, NasDem “Menang Banyak”

Partai Nasional Demokrat (NasDem) akan “menang banyak” jika Khofifah Indar Parawansa menjadi pendamping Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Diketahui, baik Anies Baswedan maupun Khofifah Indar Parawansa, keduanya merupakan deklarator ormas NasDem yang didirikan Surya Paloh.

“Khofifah dan Anies itu sama-sama deklarator ormas NasDem yang didirikan Surya Paloh. Jika keduanya berpasangan, NasDem akan dapat dua kue atau “menang banyak” dalam istilah anak sekarang,” kata pendiri Jaringan Nasional (JN) Aam Sapulete kepada wartawan, Ahad (26/3/2023).

Menurut Aam, NasDem harusnya memikirkan kontribusi Partai Demokrat dan PKS yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. “Tudingan bahwa AHY tidak bisa memberikan kontribusi kemenangan bagi Anies di Pilpres 2024 merupakan asumsi yang prematur,” paparnya.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut Partai Demokrat masuk tiga besar bersama PDIP dan Gerindra. “Partai Demokrat dalam posisi ketiga dan ini menunjukkan kerja keras AHY dan semua kader dalam membesarkan partai. Ini tentu menjadi modal kuat untuk Pemilu dan Pilpres 2024,” tegas Aam.

Aam mengatakan, Partai Demokrat memberikan kontribusi kemenangan bagi Khofifah di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2018. “Padahal saat itu, lawannya Saifullah Yusuf adalah petahana yang sudah mempunyai basis dukungan kuat. Tapi berkat kesolidan Partai Demokrat dan partai pendukung lainnya, Khofifah akhirnya memenangkan Pilkada Jatim 2018,” jelas Aam.

Lebih jauh, Aam juga menyatakan kontribusi Partai Demokrat dalam kemenangan Anies di Pilkada DKI 2017. “Pada putaran kedua, Demokrat menyatakan dukungan ke pasangan Anies-Sandi,” tegas Aam.

Fakta-fakta peran AHY dan Demokrat, kata Aam, tidak bisa dikesampingkan dengan opini yang menyesatkan. “Selama ini ada opini menyesatkan yang diedarkan pihak-pihak tertentu, bahwa Anies akan kalah jika berpasangan dengan AHY,” pungkas Aam.

Selain itu, Aam juga mengharapkan, agar publik tidak melupakan peran SBY yang “turun gunung”, setelah Anies beberapa kali dipanggil ke KPK dalam kasus Formula-E. Pada waktu itu, SBY menyampaikan kerisauannya akibat adanya dugaan pengaturan Pilpres 2024 yang bakal tak jujur dan adil.

“Saya kira, Anies akan mempertimbangan semua dimensi secara obyektif dan proporsional sebelum kemudian memutuskan calon pendampingnya,” ujar Aam menutup perbincangan.