Sejak Pilpres 2019 saya pribadi yakin bahwa KPU yang dibentuk Rezim tampilannya : LICIK, BUSUK, CURANG, MUNAFIK, JAHAT, BOHONG, DZOLIM, dan masih banyak istilah lain yang maknanya (secara spesifik atas tugasnya) adalah KEBUSUKAN & KEJAHATAN POLITIK.
Demi TUHAN, saya tidak lagi menaruh kepercayaan -ya, skeptis bahkan hampir apatis- atas KPU yang dibentuk Rezim Jokowi, bahkan kemudian termasuk juga Lembaga PENEGAK HUKUM, termasuk DPR/MPR.
Saya bersikap kita tidak perlu lagi mewacanakan, bahkan saya ingin mengingatkan Sahabats semua, jangan sampai kita lebih jauh lagi terjebak didalam kata “WACANA”.
Persoalan yang detik ini nampak (terasa, terdengar, dan terlihat) adalah MENGAPA UNJUK RASA TUNTAS atau yang disebut PEOPLE POWER tidak juga terjadi. Akankah kita mempersalahkan kepada MAHASISWA ? POLRI ? TNI ? ULAMA ? BURUH ? PARA BUPATI, WALIKOTA, dan GUBERNUR ? Atau ini adalah kesalahan dan KELEMAHAN KITA SEMUA ? atau INI KARENA REZIM TERLALU KUAT DAN SANGAT DZOLIM ?
Kalau saja kesimpulannya adalah kalimat yang terahir diatas, maka hanya satu dan satu – satunya pilihan untuk jawabannya, yaitu TNI *harus berada didepan* membawakan dan megawal suara dan GERAKAN RAKYAT SEMESTA, untuk melengserkan JOKOWI.
Semoga, NKRI TETAP BERDAULAT. INSYA ALLAH.
H. Memet Hamdan.
Pengamat Kebudayaan dan Pembangunan.
Tinggal di Bandung.
Awal Maret 2023.
