Megawati dan Jala Sutera Pancasila

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Jala Sutera memang memiliki tingkat kesulitan tertentu untuk mempelajarinya, apalagi tidak pernah belajar filsafat Pancasila.

Ilmu ini merupakan kearifan lokal yang digali dari panca mandala tentang perhitungan metafisika kosmologi untuk menguraikan Pancasila melalui pendekatan kesemestaan.

Prof (HC) Megawati sebagai Ketua Dewan pengarah BPIP dipastikan lebih memahami Pancasila dalam kajian Jala Sutera, berupa angka yang kemudian dikembangkan menjadi warna.

Setiap warna – warna memilki lambda untuk menghasilkan bunyi dan dari bunyi inilah lahir aksara. Pada tingkat angka lahir ilmu logika dan tingkat warna lahir ilmu metafisika, lalu pada tingkat bunyi lahir ilmu estetika dan pada tingkat aksara melahirkan ilmu etika.

Medan fisika quantum sebagai jalan untuk memahami Jala Sutera, harus di urai secara rinci, untuk menghindari sesat pikir tentang Pancasila.

Jala Sutera menekankan aspek kesadaran transendental yang terdapat pada manusia. Kesadaran transendental inilah yang kemudiaan memancarkan cahaya pada ruang – ruang sehingga bangsa indonesia berpotensi “memayu hayuning bawana”

Kesadaran transendental tersebut merupakan buah hasil “keyakinan atas kepercayaan pada Tuhan YME.,” sebagai dzat maha Pengasih dan Penyayang yang membawa bangsa indonesia mencapai pencerahan tertinggi manusia dalam hidup seimbang dan sempurna.

Kemudian terjadi pemaknaannya akan bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya.

Adalah api (agni) yang menggambarkan kemanusiaan dengan titik angin (marut) yang menggambarkan “keadilan”.

Air bergerak menuju titik tanah yang menggambarkan “persatuan” manusia. Angin dengan air ( yamuna ) yang menggambarkan “kedaulatan rakyat”.

Dari tanah kembali pada titik api untuk melahirkan makna “keadilan dan kesejahteraan”. Inilah yang dinamakan Pancasila.

Ilmu Jala Sutera adalah upaya memahami pancasila sebagai, kesadaran transendental, keyakinan hidup bangsa indonesia yang terbangun dari jalinan erat manusia dengan alam, menggambarkan satu kesatuan bulat dan utuh dari pemahaman metafisis.

Pemahaman metafisis itulah membuat Jala Sutra menjadi sebuah cakrawala yang keluar dari dunia realitas dengan mengubah pola induktif menjadi deduktif melalui jalan abstraksi total, serta membangun ilusi primer bukan ilusi sekunder, tentang masa depan indonesia.

Melalui Ilusi primer inilah, Jala Sutra mengungkapkan proses kelahiran bangsa indonesia sebagai olah kreasi dan kearifan manusia Indonesia yang bukan hanya didasari naluri tetapi harus dalan bingkai bimbingan ilahi.

Perjalanan bangsa indonesia dilukiskan oleh simbol – simbol dalam Jala Sutra. Simbol merah pada titik api yang bertemu dengan warna putih dititik angin melahirkan energi yang membuat “semangat, kesadaran dan kecerdasan dalam diri manusia untuk membaca tanda – tanda alam di sekitarnya”.

Tujuan hidup Bangsa Indonesia merupakan bentuk kesadaran dari olah akal budi manusia yang disinari cahaya ilahi.

Tujuannnya membangun dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya “terbentuk keseimbangan dan keutuhan lahir dan bathin sesuai hukum alam yang ditetapkan Tuhan YME atau terbentuknya harkat dan martabat hidup yang seutuhnya lahir dan bathin”.

Diistilahkan dengan makna nusa yang berasal dari kata manusa memiliki pengertian adanya persamaan antara manusia dengan alam, negara memiliki tugas mulia untuk melindungi manusia dan wilayah indonesia. Capaiannya adanya kemakmuran untuk seluruh rakyat Indonesia.

Kondisi ini akan membuat harkat dan martabat bangsa indonesia naik derajat ke jajaran khusus sebagai khalifah Tuhan dimuka bumi, menjadi cermin keilahian yang memantulkan cahaya-Nya.

Cermin tersebut adalah hatinya bangsa indonesia yang seutuhnya hidup bersama dengan damai dalam kemakmuran untuk bersama.

Sampai di sini Jala Sutra harus dipahami dengan benar oleh semua pejabat di BPIP. Selanjutnya agar mudah dipahami ucapan Prof ( HC ) Megawati tentang ibu ibu datang ke pengajian bernada negatif dan menyesalkan bukan hanya tidak elok tetapi seolah olah menafikan pentingnya belajar agama.

Bawa pengajian dalam bahasa Arab artinya belajar atau hadir untuk belajar ilmu agama bersama seorang alim atau orang yang berilmu merupakan ihtiar untuk membentuk manusia seutuhnya lahir dan bathin dan upaya agar selamat di dunia dan di akhirat.

Dalan narasi ucapan Ibu Megawati memang mengulang ulang sebelumnya sudah minta maaf . “Sebaik kedepan lebih hati hati dan jangan diulangi. Karena sesungguhnya ucapan Ibu Megawati telah melanggar ajaran Jala Sutra Pancasila”.