Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa terlihat ragu menggunakan kata ‘kira-kira’ dan ‘barangkali’ terkait utang Anies Baswedan terhadap Sandiaga Uno.
“Sebagai narasumber harus yakin berdasarkan data dan fakta ketika berbicara di publik.Menggunakan kalimat: “Kira-kira begitu, saya kira dan barangkali” menunjukkan si pembicara ragu dg apa yang diucapkan,” kata pendakwah Muhammad Assaewad di akun Twitter-nya, Senin (6/2/2023).
Muhammad Assaewad heran Erwin Aksa yang masih ragu terkait utang Anies Baswedan bisa mengungkapkan ke publik. “Heran, Kok bisa narasumber ragu dg apa yang disampaikannya?” tanya Muhamamd Assaewad.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa menyebut ada perjanjian utang piutang antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada 2017 lalu.
Erwin mengatakan Anies meminjam uang senilai Rp50 miliar kepada Sandiaga saat itu. Ia juga ikut menyusun draf isi perjanjian itu yang selanjutnya dibuat oleh pengacara Sandi saat itu, Rikrik Rizkiyana.
Pernyataan itu Erwin sampaikan merespons pertanyaan adanya perjanjian politik antara Anies, Sandiaga, dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
“Intinya kalau tidak salah perjanjian utang piutang barangkali ya, yang pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit, kira-kira begitu,” kata Erwin dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.
Erwin melanjutkan utang piutang itu terjadi lantaran pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta terjadi masalah seperti kekurangan logistik, dan saat itu Sandiaga dinilai memiliki kondisi keuangan yang lebih baik.
“Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman ke Pak Anies karena putaran pertama, ya namanya lagi tertatih-tatih,” lanjut Erwin.
“Nilainya berapa, Rp50 miliar barangkali. [Apakah sudah lunas] saya kira belum barangkali,” imbuhnya.