Ada dugaan peran Ketua Dewan Pembina BRIN yang menghilangkan Bj Habibie dari lini masa sejarah Riset dan Inovasi Republik Indonesia.
“Saya menduga peran Habibie dihilangkan ada peran Ketua Dewan Pembina. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko hanya petugas dari Ketua Dewan Pembina,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (6/2/2023).
Menurut Muslim, BRIN sangat politis di bawah Laksana Tri Handoko dan tidak independen. “Selama ini, dana riset sangat sedikit dan lebih menonjolkan pembangunan gedunng BRIN termasuk ruangan untuk Dewan Pembina BRIN,” paparnya.
Riset dan inovasi di era Jokowi, kata Muslim mengalami kemunduran karena lembaga sudah tidak independen lagi. “BRIN sudah terkooptasi penguasa,” jelas Muslim.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) buka suara soal tiadanya sosok BJ Habibie dalam panel fisik berisi sejarah riset dan inovasi Indonesia di kantor BRIN, Jakarta. Alasannya, hal itu terjadi akibat keterbatasan ruang yang ada sehingga penjelasan sejarah di sana hanya berfokus pada peristiwa penting, yang secara langsung mendasari pembentukan BRIN.
“Dengan keterbatasan space yang ada, kami fokuskan pada peristiwa penting yang secara langsung dapat mewakili lima eks lembaga yang berintegrasi menjadi BRIN, dan apa yang mendasari pembentukan BRIN,” ujar Kepala Biro Komunikasi Publik Umum dan Kesekretariatan BRIN, Driszal Friyantoni, Sabtu (4/2/2023) dikutip dari Republika.
Namun, Driszal menerangkan, peran BJ Habibie sebagai Bapak Teknologi Indonesia tertampil secara lengkap di dalam publikasi lain. Publikasi yang dimaksud, yakni pada buku profil BRIN, video sejarah riset, dan inovasi Indonesia yang ditayangkan pada Peringatan Hakteknas ke-26 Agustus 2021, dan yang terakhir pada panel timeline Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia pada booth BRIN di Pameran InaRIE Oktober 2022 lalu.
“Mulai dari peran beliau membangun fondasi IPTEK Indonesia, sampai pembangunan infrastruktur IPTEK, seperti terbentuknya BPPT, PUSPIPTEK, BPIS, Beasiswa Habibie, hingga DRN,” kata dia.
Selain itu, Driszal mengatakan, di lobi kantor BRIN pun dapat dilihat ada penggambaran sosok Habibie muda. Hal itu menandai peran pria berjuluk Mr Crack itu memang tidak mungkin dapat dihapuskan. Keyakinan seperti itu juga diperlihatkan dalam penghargaan BRIN bagi sosok berprestasi.
“Ini juga kami perlihatkan dalam penghargaan bagi sosok berprestasi dalam bentuk Habibie Prize,” kata dia.