Huru-hara akan Terjadi Tahun Ini

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)
Kondisi saat ini ada pada pola kehidupan yang: ciut – cekak dan cekek.

Situasinya menjadi Cekak : pikiran dan rasa yang cekak – “tidak cukup – terlalu kecil” . Ciut : “semuanya menjadi sempit dan picik, menjadi sempit; menyusut; mengerut ruang geraknya” dan Cekek : “dicekam tidak dapat bernapas dalam perkelahian”

Bukan hanya kering bahkan watak pemimpin yang memiliki sifat negawaran menghilang, semua serba kekinian saya dapat jabatan apa dan berapa yang harus saya dapat, serba-serbi hedonis.

Keadaan didominasi cara hidup injoy live (saat ini saya dapat apa) tidak peduli masa depan tidak peduli bagai nasib kehidupan anak cucunya dimasa depan.

Konon 10 tahun lagi Sumber Daya Alam kita akan habis dan tidak ada penggantinya. Hutang negara sudah melampaui batas wajar dan akan menjadi beban generasi ke generasi berikutnya.

Lebih mengerikan bangsa ini sedang disulap tanpa sadar agar tidak lagi mengenali dirinya sendiri (asing terhadap jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia). Fakta saat ini makna Ibu Pertiwi sudah tidak dikenali lagi

Akan sampai pada tatanan kehidupan generasi ini hanya berpikiran aku dadi apa dan dapat apa (aku mendapatkan apa dan akan mendapatkan hasil apa).

Maka tepuk tangan – tertawa – tangis – taek semua hasil drama dan sandiwara, dan dalangnya sangat sangat canggih tidak kelihatan tetapi memiliki saya rusak dan mematikan.

Sadar atau tidak lahirnya UU, hujan Keppres, Perpres, Perpu dan semua aturan yang berkaitan dengan kehidupan BB rakyat saat ini hanya untuk merusak tatanan konstitusi, akibat UUD 45 sudah dirubah atau diganti.

Terdengar kidung manusia yang menyesali lahirnya reformasi yang berahir hancur lebur karena dalam perjalanan semua konstitusi justru dengan mudahnya di bajak/ dirampok kekuatan besar yang ingin mengundurkan Ibu Pertiwi

Menyeruak suara lantang keadaan hanya bisa diatasi dengan People Power atau Revolusi adalah bentuk lain karena keadaan negara kembali ke titik nol dan harus berjuang lagi melawan kekuatan penjajahan bentuk baru yang saat ini lebih mengerikan dan berbaya.

Kita harus berjuang perang lagi, melawan Iblis manusia yang sedang bekerja menutup dan membuat buta para pengelola dan penyelenggara negara saat ini.

Iblis itu makhluk yang tidak punya kebaikan – isinya balas dendam. Ahirnya dikutuk oleh Allah SWT. Demikian pula dengan Iblis manusia tidak memiliki belas kasihan dan kesolehan sosial yang penting bisa berkuasa.

Aslinya itu baik hanya karena lupa melampaui batas dan bahkan berani protes ( merasa dirinya lebih tahu) kepada Sang Penciptanya ahirnya terkena kutukan.

Protes iblis itu karena pengalaman makhluk yang telah ada sebelum Adam hanya buat kerusakan dan saling membunuh. Maka berani protes atas kejadian Adam dan menolak untuk sujud kepadanya

Iblis kurang cerdas dan hati hati. Sujud itu sebenarnya bukan untuk menyembah tetapi perintah sebagai penghormatan kepada makhluk baru buata-Nya.

Iblis itu terdiri dari jin dan manusia. Iblis itu aslinya baik dan sebaik baiknya makhluk ( pimpinan Malaikat ). Hanya karena menolak perintah Allah SWT untuk sujud kepasa Adam akhirnya dilaknat Allah SWT.

Pancasila dan UUD 45 itu memuat pedoman hidup dengan muatan tuntutan nilai-nilai ilahiah dirusak, sadar atau tidak pasti akan datang kutukan.

Yang merusak negara karena ada kekuatan hulahop, permainanlato lato (mengadu domba) dan dikendalikan oleh nafsu semata .

Berdasarkan ilmu titen percaya atau tidak ( bukan mistik ) kalau tidak hati hati Tahun ini akan terjadi keributan ( guru hara ) atau akan terjadi kejadian yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi.

Kita wajib berjaga jaga ihtiar minimal seperti semut membawa air akan memadamkan Nabi Ibrahim yang sedang dibakar. Sekalipun logikanya tidak mungkin semut bisa memadamkan Ibrahim dengan air yang dibawanya.

Tugas perjuangan kita hanya menanam jagung – selanjutnya serahkan kepada yang mencipta alam ini yang akan menumbuhkan dan buah. Akan berbuah atau tidak semua ada dalam kuasa Tuhan YME. Tugas kita ihtiar berjuang lillaahi ta’ala.

Bisa saja kita sebagai bola, tali atau menjadi tukang membenturkan seperti permainan lato lato. Karena permainan lato lato sangat serius saat ini.

Kita harus ingat Syetan itu bukan makhluk tetapi energinya iblis. Sebagai umat yang beriman harus menyadari bahwa jangan pernah merasa beriman sebelum Aku (Allah SWT) mengujinya.

Bisa terjadi yang zalim justru di umbar oleh Allah SWT, sedang yang benar dihancurkan. Hanya yakinlah ketika datang yang hak maka kebatilan akan lenyap dan itu hanya bisa dilakukan dengan perjuangan tangan bukan hanya dengan cara sim salabim atau hanya dengan berdoa.