By M. Fauzi Sutopo, Al Fakir (Sekretaris PDM Kota Bogor)
Pengantar
Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-18 akan digelar pada 21-24 Februari 2023 di Balikpapan dengan “Konsultasi ke Jokowi” lalu Presiden akan hadir di Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-18 lalu Sunanto, Ketum Pemuda Muhammadiyah keluarkan dua “Statement yang Antik” yaitu:
1. Pemuda Muhammadiyah Bakal Sematkan sebagai “Perintis Indonesia Maju kepada Jokowi”;
2. Pemuda muhammadiyah Nyatakan Dukung IKN; hal ini dikatakan pada kofrerensi pers 30 Januari 2023 sesuai Ketum Pemuda Muhammadiyah diterima/bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka (https://nasional.tempo.co/read/1685604/temui-jokowi-di-istana-pemuda-muhammadiyah-nyatakan-dukung-ikn
dan https://www.portal-islam.id/2023/01/pemuda-muhammadiyah-bakal-sematkan.html).
Analisis Akal Sehat
Pertanyaannya:
Mungkinkah “Mas Sunanto (cak nanto, panggilannya) minta Dukungan Jokowi” untuk menjadi Ketum Pemuda Muhammadiyah untuk Jabatan Kedua kalinya … (makna dibalik makna) bisa jadi pemikiran orang awam semacam ini sah-sah saja terjadi di “era politik oligarki cino pepeng” karena saling “berbalas pantun saling dukung-mendukung” yang berbuah “nikmat jasa kedudukan dan status privilage” sekalipun di dalam Norma-Qoedah Muhammadiyah Tidak Lazim dan “kurang berkeadaban … bahkan bisa jadi tidak berkeadaban” namun semua itu sah-sah saja karena Posisi Komut di salah satu BUMN akan tetap dipertahankan (bahkan bisa lebih dari itu) sebagai ” privilage pribadi dan prestise individualistis ” untuk atau sebagai bargaining position dengan Dukungan atas IKN plus Jokowi memperoleh sematan “Gelar Bapak Perintis Indonesia Maju” …. ?
Sebagai orang awam “bolehkah AJANG BERKELAS MUKTAMAR PEMUDA MUHAMMADIYAH” MEMBERIKAN GELAR BAPAK PERINTIS INDONESIA MAJU … kami pikir di Muhammadiyah … hal demikian … “TIDAK LAZIM ALIAS TIDAK ADA TRADISI PEMBERIAN GELAR SEMACAM ITU” apalagi ajangnya Muktamar … Artinya mungkinkah Pemuda Muhammadiyah masuk dalam “Pusaran Jokowi Post Truth” yang dapat muaranya adalah ABS … tapi sayang sekelas Muktamar Pemuda Muhammadiyah karena ada vested interest maka akal sehat menjadi hilang lalu dukung mendukung secara membabi buta sehingga Muhammadiyah terkena “ledekan” dari para pembaca dan pendukung kritisnya se Ina … demikiankah “murahnya Pemuda Muhammadiyah” untuk melakukan “ajang _bargaining position_ yang kurang berkeadaban sehingga mengabaikan akal sehat untuk mencapai Tujuan Muhammadiyah itu sendiri … lantas kita bertanya … kemanakah pembelajaran doktrin “Keislaman dan Kemuhammadiyahan” yang selama ini ditanamkan pada Kader Muhammadiyah sebagai Ideologi Persyarikatan?
Itulah tantangan AMM termasuk di dalamnya para Kader Pemuda Muhammadiyah dimanapun kalian berada … sebagai kewajiban kolektif … bersuaralah … jangan diam (dengan hati) karena bila itu terjadi menandakan selemah-lemahnya iman …. dari Abu Sa’id Al Khudriy ra, ia berkata, “aku mendengar Rasulullah SAW, bersabda: “Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman” (HR Muslim).
Ijtihad Kebenaran Pengingat Hati
Jangan kita terperosok karena dunia ini adalah fana dan sekedar permainan belaka lihat al QS Ar Rad/13: 33.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَفَمَنْ هُوَ قَآئِمٌ عَلٰى كُلِّ نَفْسٍ بِۢمَا كَسَبَتْ ۚ وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَآءَ ۗ قُلْ سَمُّوْهُمْ ۗ اَمْ تُنَـبِّـئُــوْنَهٗ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى الْاَ رْضِ اَمْ بِظَاهِرٍ مِّنَ الْقَوْلِ ۗ بَلْ زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مَكْرُهُمْ وَصُدُّوْا عَنِ السَّبِيْلِ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَا دٍ
“Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang lain)? Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. Katakanlah, “Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.” Atau apakah kamu hendak memberitahukan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di bumi, atau (mengatakan tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya bagi orang kafir, *tipu daya mereka itu dijadikan terasa indah, dan mereka dihalangi dari jalan (yang benar)*. Dan barang siapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memberi petunjuk baginya.” (QS. Ar-Ra’d/13: 33).
Akibat perbuatan tipu daya mereka … maka berlakulah hukum Allah … lihat QS An Nahl/16: 26 dan 45, sbb:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قَدْ مَكَرَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَاَ تَى اللّٰهُ بُنْيَا نَهُمْ مِّنَ الْقَوَا عِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَاَ تٰٮهُمُ الْعَذَا بُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ
“Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.” (QS. An-Nahl/16: 26) … demikian pula dalam QS 16: 45, sbb:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَفَاَ مِنَ الَّذِيْنَ مَكَرُوا السَّيِّاٰتِ اَنْ يَّخْسِفَ اللّٰهُ بِهِمُ الْاَ رْضَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَا بُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُوْنَ
“Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya Bumi oleh Allah bersama mereka, atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari,” (QS. An-Nahl/16: 45).
Karena sesungguhnya Allah SWT sangat mengetahui atas semua tipu daya mereka, lihat QS Ibrahim/14: 46.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَقَدْ مَكَرُوْا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللّٰهِ مَكْرُهُمْ ۗ وَاِ نْ كَا نَ مَكْرُهُمْ لِتَزُوْلَ مِنْهُ الْجِبَا لُ
“Dan sungguh, mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Dan sesungguhnya tipu daya mereka tidak mampu melenyapkan gunung-gunung.” (QS. Ibrahim/14: 46).
Penutup
Mari kita semua sebagai kader muhammadiyah dalam berbangsa hendaknya jangan bertindak sembrono apalagi untuk kepentingan sesaat yang jelas-jelas bisa berpotensi lahirnya tipu daya apalagi didukung teori _pust truth_ yang secara akal sehat – qalbu tidak islamis karena disana telah menetapkan akal sehat yang tidak berakal sehat karena perbuatan yang salah (berbohong misalnya) kalau diulang-ulang maka jadi kebenaran … itulah post truth theory ….. Naudzubillahi mindzalik summa naudzubillah.
Padahal dalilnya sangat jelas dalam QS At Taubah/9: 42.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَوْ كَا نَ عَرَضًا قَرِيْبًا وَّسَفَرًا قَا صِدًا لَّا تَّبَعُوْكَ وَلٰـكِنْۢ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ ۗ وَسَيَحْلِفُوْنَ بِا للّٰهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَـرَجْنَا مَعَكُمْ ۚ يُهْلِكُوْنَ اَنْفُسَهُمْ ۚ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّهُمْ لَـكٰذِبُوْنَ
“Sekiranya (yang kamu serukan kepada mereka) ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu.” *Mereka membinasakan diri sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang yang berdusta*.” (QS. At-Taubah/9: 42)
Lihat pula QS Isra’ : 81.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَقُلْ جَآءَ الْحَـقُّ وَزَهَقَ الْبَا طِلُ ۗ اِنَّ الْبَا طِلَ كَا نَ زَهُوْقًا
“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra’/17: 81).
Untuk itu kita harus yakin bahwa Allah bersama kita dimanapun kita berada, yaitu ayat …
… ۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
” ….. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hadid/57: 4) … lihat pula hadist bahwa “Iman paling Afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada” (HR Ath Thobari) dan senantiasa berdoa masukkanlah kami ke tempat masuk yang benar … in syaa Allah … sebagaimana dalam firmanNya, yaitu:
وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّ اَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّا جْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا
“Dan katakanlah (Muhammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).” (QS. Al-Isra’/17: 80).
Ajakan terakhir khususnya buat diri penulis dan umumnya kader muda muhammadiyah … “Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya” (HR At-Tirmidzi).
Semoga Bermanfaat yang baik selalu datang dari Allah SWT dan yang salah datang dariku … untuk itu bila ada yang keliru atau salah atau kurang berkenan dalam tulisan ini … maka saya mohon maaf … semata melaksanakan nahyi mungkar (mencegah dari yang mungkar) lihat QS Al Imran/3: 104 terhadap sesama dan lingkungan dalam arti luas.
Wallahu’alam bissawab.
Nasrun minnallah wa fathun qarrib.
Renungan 1/3 malam.
Bogor, 09 Rajab 1444/31 Januari 2023.