Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) terlihat tidak mempunyai nyali terhadap China di mana Jubir Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan, kapal Negeri Tirai Bambu yang berada di kawasan Natuna hanya melintas dan tidak mengganggu kedaulatan Indonesia.
“Jawaban yang membuktikan bahwa pemerintah tidak punya nyali terhadap China,” kata wartawan senior Gigin Praginanto di akun Twitter-nya @giginpraginanto, Sabtu (21/1/2023).
Gigin mengatakan seperti itu menanggapi berita dari viva berjudul “Kapal China Wara-wiri di Natuna, Kemlu RI: Boleh Asal Tidak Ganggu Kedaulatan Kita”
Gigin mengatakan, kapal China yang masuk ke Natuna menunjukkan Negeri Tirai Bambu mengklaim wilayah tersebut miliknya. “Yang wira-wiri itu kapal perang milik Coast Guard China untuk memastikan bahwa klaim Beijing sebagai pemilik laut Natuna tidak diganggu oleh Indonesia,” paparnya.
Juru Bicara (Jubir) Kemenlu, Teuku Faizasyah, mengatakan, pihaknya belum mendengar adanya pelanggaran yang dilakukan kapal China di Natuna. Dia menegaskan mengacu pada hukum laut internasional, hak melintas kapal asing di laut bebas, termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebetulnya diperbolehkan selama tidak mengganggu hak daulat Indonesia.
“Selama mereka tidak melakukan aktivitas yang mengganggu hak daulat kita, hal itu masih dibolehkan dalam kerangka aturan hukum internasional karena yang melintas bukan hanya kapal China, tetapi juga ada kapal lain,” kata Faizasyah dalam pengarahan media di Jakarta, Kamis (20/1/2023).
Namun seandainya ada kasus pelanggaran, misalnya penangkapan ikan di wilayah ZEE, sambung dia, pemerintah Indonesia pasti akan menyampaikan nota diplomatik kepada negara terkait. “Tapi sejauh ini saya belum mendengar adanya pelanggaran,” ujar Faizasyah.
Data pelacakan kapal menunjukkan bahwa kapal penjaga pantai CCG 5901 milik China telah berlayar di Laut Natuna, khususnya di dekat ladang gas Blok Tuna dan ladang minyak dan gas Chim Sao Vietnam sejak 30 Desember 2022, menurut Indonesian Ocean Justice Initiative kepada Reuters pada 14 Januari 2023.
Indonesia bahkan telah mengerahkan kapal perang ke Laut Natuna Utara untuk memantau kapal penjaga pantai China yang disebut berlayar di wilayah tersebut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyatakan, sebuah kapal perang, pesawat patroli maritim, dan pesawat nirawak telah dikerahkan untuk memantau kapal penjaga pantai China.
“Kapal China itu sejauh ini tidak melakukan aktivitas yang mencurigakan. Namun kami tetap perlu memantau karena mereka sudah cukup lama berlayar di ZEE,” ujar Ali.