Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun) meminta maaf kepada publik atas penyebutan Joko Widodo (Jokowi) itu Firaun. Cak Nun mengaku penyebutan Jokowi Firaun telah melanggar apa yang selama ini ia ajarkan dalam jamaah Maiyah.
“Saya mengajarkan jangan ngomong siapa, tapi apa. Saya sendiri melanggar gitu, jadi akhirnya saya minta maaf sama keluarga sama termasuk Sabrang, saya melakukan apa yang saya sendiri mengajarkan untuk tidak dilakukan,” kata Cak Nun dalam video yang beredar.
Cak Nun menyebut sering ia mengajarkan tentang makna bijak, tapi kali ini ia ‘kesambet’.
“Saya mengajarkan jangan ngomong siapa, tapi apa. Saya sendiri melanggar gitu, jadi akhirnya saya minta maaf sama keluarga sama termasuk Sabrang, saya melakukan apa yang saya sendiri mengajarkan untuk tidak dilakukan,” tambahnya.
“Ini masalahnya ini kan kita sedang memulai era baru di Maiyah dari dari sinau bareng kita memulai era aktivasi ruh. Artinya kita tuh berpikir jangan mengambil keputusan hidup hanya secara materi, jangan hanya secara akal. Kita harus belajar untuk peka, mengambil, mempelajari keputusan roh, cara berpikir roh dan seterusnya,” kata Emha.
“Di pelajaran pertama saya sendiri yang kesambet itu tolong anda pahami sebagai bagian dari dari hidup. Jangan mengucapkan apa yang tidak harus diucapkan, harus bijaksana,” tambahnya.
Sebelumnya, beredar sebuah video yang menampilkan Emha tengah menyebut pimpinan tertinggi RI dan disamakan dengan Firaun.
“Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi. Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga. Terus Haman yang namanya Luhut,” ucap Cak Nun.
Dalam ceramahnya, Cak Nun juga menerangkan jika seluruh sistem di pemerintahan telah diambil alih oleh Jokowi dan Luhut.
“Negara kita sesempurna dicekel [dipegang] oleh Firaun, Haman, dan Qorun. Itu seluruh sistemnya, seluruh perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun,” ujar Cak Nun.