Buzzer yang selalu melakukan adu domba dan menyebarkan fitnah dan 9 Naga potensial menjadi pengkhianat Bangsa Indonesia. Mereka ini tidak mempunyai jiwa nasionalisme dan Pancasila.
“Pengkhianat bangsa itu mungkin ada di 9 Naga atau oligarki, dan di manusia demi partai, demi ormas, demi dirinya dan membiarkan bangsa berwajah tak indah atau tak semestinya sementara amanah di pundaknya,” kata Dosen Universitas Ibnu Khaldun Bogor Hasbi Indra dalam artikel berjudul “Pengkhianat Bangsa, No (Inikah Suara The Founding Father?)”
Hasbi mengatakan, memelihara lembaga survey dan buzzer berbayar mengenal kolaborasi dengan ada yang di tahta, hanya ini hasil kemerdekaan dan hasil pendidikan bangsa selama ini. Dulu ada bangsa terjajah 3 abad lebih belum ada pemilu tentu belum ada lembaga survey, tapi sudah ada buzzer berbayar seperti Snock Hogronje, untuk memoles apa yang wajijb dipoles.
“Menyadari penyakit bangsa yang di tahta hanya sekedar di tahta tak ada dampak yang menggambarkan antitesis dari masa sebelumnya karena tak andalkan kualitas tapi andalkan sebaliknya. Ini hasil maha karya manusia superkaya mampu membuat bangsa seperti pelayannya yang tak berada di kualitas yang diharapkan,” paparnya.
Belajar kembali ke abad 14 abad silam manusia Indonesia penting menemukan sosok manusia yang relatif amanah, jujur, cerdas dan di daulat rakyat, atau dengan kata lain ia berkualitas, berkapabilitas dan profesionalitas, tak ada kesan andalkan penciteraan semu, hargai otentisitas, dan prestasi, ini layaknya baik untuk bangsa bukan saja manusia politik tapi juga manusia budaya yang menolak kamuflase apalagi untuk sebuah bangsa yang menjaga martabatnya.
“Martabat rakyat milik rakyat, ada mereka ada negara dan mereka pula yang memberi makan yang di tahta bukan oleh manusia yang super kaya itu,” pungkasnya.