Rezim Joko Widodo (Jokowi) yang ingin terus mempertahankan kekuasaannya menjadi faktor penghambat tiga faktor partai koalisi
“Pihak rezim Jokowi yang ingin terus mempertahankan dinasti kekuasaannya dan tidak rela Presiden yang akan datang dari pihak “oposisi” jadi penyebab faktor penghambat tiga partai koalisi perubahan untuk segera deklarasi,” kata pemerhati politik dan sosial Sholihin MS kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (16/11/2022).
Lembaga negara yang dikendalikan rezim topangan oligarki hitam, para haters, buzzer rp, dan lembaga survei pelacur, kata Sholihin juga menghambat tiga partai koalisi perubahan melakukan deklarasi.
“Jika mereka mampu menggiring opini masyarakat sehingga yang muncul di masyarakat adalah yang benar terlihat salah dan yang salah terlihat benar Dan itu yang terjadi di tahun 2019 : yang kalah dimenangkan, yang menang dikalahkan. Ini yang masih menjadi kekhawatiran banyak pihak masih terjadinya kecurangan-kecurangan. Semoga hal ini tidak terjadi di tahun 2024,” jelasnya.
Menurut Sholihin, pemodal atau cukong menjadi penghambat tiga partai koalisi perubahan melakukan deklarasi. Para cukong (oligarki taipan) telah mendanai para capres, cawapres, cagub, cawalkot dan cabup dengan dana yang sangat besar dari miliar sampai triliun.
“Termasuk juga mendanai para parpol. Sayangnya, sebagai imbalannya mereka telah merampas kedaulatan Indonesia, mengacak-acak undang-undang, mengeruk harta kekayaan Indonesia, merampas tanah-tanah negara, dan memonopoli berbagai bidang usaha sehingga peluang bagi pribumi semakin tertutup,” jelasnya.
Akhirnya hampir semua usaha dikuasai oleh China. Selama rezim Jokowi para taipan 9 naga dibiarkan leluasa mengacak-acak Indonesia tanpa kendali.
“Masalah pemodal ini menjadi masalah yang sangat krusial bagi semua parpol dan capres/cawapres. Bagaimana Partai Koalisi Perubahan, yaitu Nasdem, PKS dan Demokrat bisa memutus rantai para oligarki hitam (China komunis). Jika koalisi perubahan ini masih menggunakan dana mereka, hilanglah kemandirian negara dan bangsa Indonesia, dan kita tetap terjajah oleh asing dan aseng,” pungkasnya.