Pengamat Sosial: HRS dan Anies Baswedan Dapat Memimpin Perubahan di Indonesia

Habib Rizieq Shihab (HRS) dan Anies Baswedan dapat memimpin perubahan Bangsa Indonesia. Keduanya mempunyai pengikut yang banyak di seluruh Indonesia.

“HRS dan Anies dapat memimpin perubahan di Indonesia. Pendukung ARB & HRS bukan hanya dari dari seluruh Provinsi bahkan diaspora yang tersebar di luar negeri,” kata pengamat sosial Memet Hakim kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (11/10/2022).

Kata Memet, HRS dan Anies mempunyai kesamaan tidak disukai penguasa dan jajarannya, karena tidak dapat diajak kerjasama yang merugikan negara. Keduanya ditakuti dan disegani oleh oligarki. Keduanya sama-sama punya prestasi hebat yg diakui oleh rakyat (bukan oleh pemerintah).

“Bedanya Anies merupakan orang pemerintah yang bersih, sedang HRS seorang ulama lurus dan kharismatik. Kesamaan lainnya adalah sifatnya cinta pada negara dan rakyat jauh dari kepura-puraan. Jika Anies berpidato kalem, HRS adalah orator unggul yang dapat menghanyutkan para pendengarnya,” paparnya.

Kata Memet, Anies dan HRS terlihat sangat membela negara dari ancaman ketidakadilan, komunis dan sekuler. Hal inilah mungkin yang dianggap menghalangi langkah penguasa. Karakter keduanya bisa saling melengkapi. Anies adalah tipikal pemimpin yang memikirkan seluruh kelompok.

“Keduanya mempunyai dukungan spektakuler dari rakyat, bahkan tidak sedikit juga dari ASN, Polisi dan TNI yg menjadi pengikut senyap, dan bahkan dari kalangan yg berbeda keyakinannya. Keduanya bukan orang partai, bukan penggila dunia (hubbun dunya), berani dan termasuk pejuang,” tegasnya.

HRS dan Anies selain banyak pendukungnya, banyak juga musuhnya. Banyak pihak yang merasa terusik dan terancam selalu mencari celah untuk menjatuhkannya. Oleh karena itu perlu dijaga dengan baik dan ketat.

“Saking cintanya pada HRS dan Anies, ada ormas baru yang berpusat di Banten dibentuk khusus untuk ikut berperan mengamankan para tokoh ini dalam senyap,” paparnya.

Sebenarnya rakyat sangat berharap agar TNI yg menjadi lokomotif penyelamat RI, tapi melihat fakta di lapangan rasa sulit diharapkan, apalagi Polri yang sering berhadapan langsung dengan rakyat.

“Akhirnya sangatlah logis jika akhirnya rakyat berharap banyak pada kedua tokoh sipil ini. Sudah barang tentu kedua tokoh ini tidak dapat bekerja tanpa dukungan tokoh-tokoh nasionalis agamis lainnya. Kolaborasi antar tokoh partai dan non partai tentu sangat menentukan hasilnya, jangan takut disebut politik identitas, radikal dsb, karena yang menentukan nasib kita adalah kita sendiri,” pungkasnya.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News