Bocor Rekayasa Penjarakan Anies, Kajian Politik Merah Putih: Bentuk Kepanikan Rezim Jokowi

Koran Tempo membocorkan rekayasa Ketua KPK Firli Bahuri untuk memberikan status tersangka terhadap Anies Baswedan merupakan bentuk kepanikan Rezim Jokowi. Selama ini Anies digadang-gadang menjadi capres 2024.

“Rekayasa politik terbaca dengan vulgar bocornya rencana Rezim akan memenjarakan salah satu kandidat capres ( Anies Baswedan) harus dijegal jangan sampai masuk bursa capres pada Pilpres 2024. Ini bentuk kepanikan Rezim Jokowi,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Sabtu (1/10/2022).

Upaya memenjarakan Anies, kata Sutoyo tidak lepas dari peran oligarki yang ingin terus berkuasa di negeri ini. “Mendekati Pilpres aura politiknya sudah masuk ranah kebiadaban tipuan dan pemaksaan praktek politik Oligarki yang ingin terus mencengkeram negara ini,” jelas Sutoyo.

Keinginan Rezim ini berkuasa kembali mulai dari perpanjangan masa jabatan presiden bahkan menjadi wakil presiden mengalami jalan buntu.

“Tekanan oligarki menembus ambisi perpajangan masa jabatan, keinginan untuk bisa tiga periode, muncul ingin menjadi Wakil Presiden, membentur tembok jalan buntu,” paparnya.

Selain itu, Sutoyo mengatakan, para penguasa dan wakil rakyat ikut tenggelam dalam praktek kenegaraan dengan pijakan UUD palsu 2002, wajar bergerak dengan pilar-pilar yang tidak jelas arah dan tujuannya.

“Akibat selama ini para penguasa negara menyelenggarakan praktek ketatanegaraan yang telah keluar dari pijakan konstitusi UUD 45 asli, berakibat efek dan resiko politik yang sangat serius,” tegasnya.

Maju kena mundur kena, pertahanan mereka harus tetap berkuasa apapun rekayasa politik yang harus dilakukan karena taruhannya hidup dan mati atau lari cari suaka adalah gambaran cetak biru mulai terlihat dengan jelas.

Bertubi tubi rakyat menjadi korban kebijakan negara yang kapitalis dan liberal. Rakyat mulai sadar selama ini hanya dijadikan jongos kekuasaan, akan bangkit melawan.

Tiba-tiba rezim mengais bekas kasihan rakyat untuk kompak bersatu menghadapi resesi ekonomi yang sudah di depan mata, ketika demo semakin besar akibat benturan kebijakan rezim yang tidak pro rakyat tetapi terus menghamba sebagai budak dsn boneka Oligarki

“Perlawanan secara fisik seperti sudah tidak bisa di hindari. Penguasa pada posisi akan melawan dengan melindas rakyat atau lari. Seruan agar rakyat bersatu tak lebih hanya bujukan penguasa yang mulai limbung dan  ambruk,” pungkas Sutoyo.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News