Anggota DPD RI DKI Jakarta yang juga Ketua Umum Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) bersama Persatuan Tinju Amatir Nasional (Pertina) DKI Jakarta menggelar Kejuaraan Tinju Amatir “Piala Bang Japar” di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta (25/8) yang baru saja selesai direvitalisasi. Kejuaraan ini sebagai upaya mencari dan mencetak bibit-bibit baru atlet tinju nasional sekaligus mempromosikan daya tarik Kawasan Kota Tua yang kini bernama Batavia sebagai destinasi wisata unggulan Jakarta.
Menurut Fahira Idris, dipilihnya olahraga tinju sebagai ajang kompetisi dikarenakan Indonesia sejatinya memiliki calon-calon atlet tinju potensial yang berpotensi mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Selain itu juga karena olahraga tinju banyak diminati oleh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Sementara, dipilihnya Kawasan Kota Tua Jakarta sebagai lokasi pertandingan adalah sebagai upaya mempromosikan Kawasan Kota Tua sebagai heritage tourism, mendukung pengembangan sport tourism dan menyalurkan minat dan energi generasi anak muda Jakarta agar terhindar dari kegiatan kontraproduktif seperti tawuran, miras dan narkoba.
“Jadi ini (Kejuaraan Tinju Amatir “Piala Bang Japar” di Kota Tua) adalah ajang perdana. Rencananya kami akan gelar secara berkesinambungan di berbagai destinasi wisata lain yang ada di Jakarta. Ke depan mungkin kami akan gelar di destinasi wisata lain misalnya di pantai-pantai yang ada di Jakarta. Kita punya banyak bibit-bibit petinju muda potensial yang harus difasilitasi salah satunya lewat kompetisi yang berkesinambungan. Tinju juga menjadi medium yang tepat bagi anak-anak muda menyalurkan minat dan bakatnya agar terhindar dari kegiatan kontraproduktif seperti tawuran, miras dan narkoba,” ujar Fahira Idris di sela-sela pertandingan Kejuaraan Tinju Amatir “Piala Bang Japar” di kawasan wisata Kota Tua, Jakarta (25/8).
Ketua Umum Pertina DKI Jakarta Hengky Silatang mengapresiasi inisiatif Fahira Idris dan Ormas Bang Japar menggelar kejuaraan ini. Hengky mengungkapkan, talenta orang Indonesia menjadi juara dunia tinju sangat besar. Ini dibuktikan lewat nama-nama besar petinju Indonesia yang pernah menjadi juara dunia mulai dari Ellyas Pical yang pernah meraih sabuk juara dunia IBF Super Flyweight pada 1989, Suwito Lagola (Juara Dunia di Kelas Welter WBF pada 1995-1997), Ajib Albarado (Juara Dunia Kelas Ringan Super WBF-Welter Junior, 1966), M. Rahman (Juara Dunia Kelas Terbang Mini IBF pada 2004-2007 dan 2011), Chris John (Juara Dunia Kelas Bulu WBA 2003-2013), Daud Yordan (3 Gelar Juara Dunia Kelas Bulu WBO),Ongen Saknosiwi (Juara Dunia Kelas Bulu IBA, 2019) dan banyak petinju lainnya.
“Untuk olahraga tinju, Indonesia mempunyai banyak talenta. Saya menyampaikan aspirasi kepada Ibu Fahira untuk disampaikan kepada Pak Gubernur agar olahraga tinju masuk ke dalam kurikulum sekolah-sekolah di Jakarta. Bukan hanya sebagai cara efektif mencegah tawuran tetapi strategi untuk menjaring bibit-bibit muda atlet tinju berprestasi dari Jakarta. Tinju adalah salah satu olahraga memiliki potensi besar di Jakarta,” ungkap Hengky Silatang.
Sementara itu, ketua panitia dan penanggung jawab Kejuaraan Tinju Amatir “Piala Bang Japar” Aldwin Rahadian mengatakan, antusiasme warga Jakarta dan sekitarnya menyaksikan kejuaraan ini sangat tinggi. Sekitar 3.000 penonton menyaksikan langsung para atlet tinju berkompetisi dari pukul 09.00 hingga 18.00 WIB sembari menikmati eksotisme dan keindahan Kota Tua Jakarta yang baru saja selesai ditata.
“Dari pantauan kamu, antusiasme masyarakat dari Jakarta dan sekitarnya begitu tinggi menyaksikan para petinju bertanding. Konsep sport tourism yang kamu gagas mendapat apresiasi positif dari tiga ribuan orang yang datang langsung. Kami berharap, kejuaraan ini membangkitkan kembali minat masyarakat terutama generasi muda akan olahraga tinju,” pungkas Aldwin.
Sebagai informasi, Kejuaraan Tinju Amatir Piala Bang Japar ini terbagi dalam lima kategori yaitu: kategori mini junior usia 10-12 tahun 3 ronde (1 ronde x 1 menit); kategori pra junior 13 -14 tahun (1,5 menit x 3 ronde); kategori junior 15 – 16 tahun (2 menit x 3 ronde); kategori youth 17 -19 tahun (3 menit x 3 ronde); dan kategori elite 19 – 40 tahun (3 menit x 3 ronde). Selain itu, kejuaraan ini juga menggunakan peraturan International Boxing Association (IBA) dan memakai sistem komputerisasi.
Terdapat empat Piala Bang Japar akan diberikan kepada petinju terbaik, petinju harapan, petinju favorit, dan petinju terbaik member dari anggota Bang Japar. Panitia juga menyediakan uang pembinaan masing-masing Rp 3.000.000 untuk petinju terbaik, Rp 2.500.000 untuk petinju harapan, Rp 2.500.000 untuk petinju favorit, dan Rp 3.000.000 untuk petinju terbaik versi member anggota Bang Japar.