Jakarta- Dampak dari kinerja Menkominfo Johnny Gerard Plate, terutama mengenai Keamanan siber Indonesia yang selalu dirundung masalah. Terbaru, beredar viral di media sosial (medsos) informasi bocornya data pribadi Presiden Joko Widodo yang dilabeli rahasia, dan dokumennya dipegang Badan Intelijen Negara (BIN), selain itu masalah dokumen lain yang diduga bocor adalah 105 juta data pemilih pemilu dan data warga pengguna SIM card telpon seluler yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar, tentunya semua itu menimbulkan kecemasan di tengah kehidupan masyarakat, bahkan masyarakat sangat kuatir terhadap data pribadinya, yang seharusnya di lindungi oleh pemerintah dalam hal ini adalah kemenkominfo, namun realitasnya Kemenkominfo tak mampu melindunginya dan bahkan data pribadi itu bocor dan diduga diperjual-belikan oleh pihak yang meraih keuntungan finance, politik dsb terhadap pemafaatan data tersebut, demikian disampaikan Ahmad Ritus Koordinator Jaring Muda Nusa Tenggara Timur (Jarum-NTT) kepada awak media, Sabtu, 17/9/2022 di Jakarta.
“Terpilih Johnny Gerard Plate salah seorang putra daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi Menteri Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia, ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami sebagai warga Provinsi Nusa Tenggara Timur, namun setelah dua tahun menjabat, minim prestasi tapi justru bikin gaduh masyarakat dengan kebijakan dan kinerjanya yang kontroversial,”ungkap Ahmad Ritus Koordinator Jaring Muda Nusa Tenggara Timur (Jarum-NTT)
Menurut Ahmad Ritus, yang bersangkutan menjabat sebagai Menteri Komunikasi & Informasi, yang semestinya Kominfo bisa berperan sebagai jembatan. Kalau sebagai jembatan, maka ujungnya di dua belah pihak. Perkuatlah dua titik masing-masing, baik titik dari sisi pemerintah maupun titik di masyarakat, akan tetapi keberadaan Johnny Gerard Plate sebagai Menkominfo, justru tidak menjadikan Kemenkominfo sebagai jembatan yang memperkuat masyarakat, akan tetapi realitasnya justru memperlemah dan tidak melindungi rakyat Indonesia, serta menciptakan kecemasan terhadap keamanan data pribadi masyarakat, padahal selama sejarah masyarakat NTT, para tokoh NTT yang terpilih sebagai pejabat negara, atau sebagai menteri, tidak pernah menciptakan kegaduhan, polemik, konflik dan bahkan kecemasan di masyarakat, justru mereka memiliki prestasi yang membanggakan masyarakat NTT.
“Jujur, kami sebagai generasi muda NTT, merasa sangat malu terhadap kebijakan maupun kinerja Johnny Gerard Plate, sehingga berdampak pada terbentuknya persepsi di masyarakat, bahwa orang NTT tidak becus bekerja, padahal bukan orang NTT tidak becus bekerja melainkan Johnny Gerard Plate yang kebetulan dia lahir dari wilayah NTT, yang tidak becus bekerja, bikin malu orang NTT,” tukas Ahmad Ritus.
Karena itulah, lanjut Ahmad Ritus, dirinya bersama generasi milenial NTT, yang tergabung dalam JARUM NTT, pada hari jumaat, 16/9/2022 kemarin sudah bersurat ke Bapak Jendral TNI (Purn) Wiranto sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia beserta anggota, agar berkenan menyampaikan kepada Presiden Ir. Joko Widodo, supaya keberadaan sdr Johnny Gerard Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, segera di reshuffle dari Kabinet Indonesia Maju.
“Apabila Presiden Jokowi Tidak segera mencopot sdr Johnny Gerard Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, yang juga Sekjen DPP Partai NasDem, maka dapat mengakibatkan timbulnya preseden buruk dan menurunnya kepercayaan masyarakat, maupun mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat, terutama dari kami warga masyarakat Nusa Tenggara Timur pendukung setia Bapak Presiden Ir Joko Widodo- Ma’ruf Amin sebagai Wapres, yang merasa malu terhadap sikap, kebijakan maupun kinerja Johnny Gerard Plate yang justru menciptakan kegaduhan dan kecemasan di masyarakat,” pungkas disampaikan Ahmad Ritus Koordinator Jaring Muda Nusa Tenggara Timur (Jarum-NTT)