Anggota Dewan Berwatak Iblis

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Gedung Parlemen dikepung massa tolak BBM naik, DPR justru rayakan ultah Puan dan setel Lagu Jamrud usai Rapat Paripurna didalam gedung DPR. Momen dungu terjadi usai Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Dalam rapat itu, menggema lantunan lagu Jamrud berjudul “Selamat Ulang Tahun.”

Lagu tersebut diputar di usai Pidato Ketua DPR RI Puan Maharani terkait HUT ke-77 DPR RI. Namun, lagu itu bukan diperuntukan merayakan ulang tahun lembaga DPR RI, melainkan Ketua DPR RI, Puan Maharani.

“Kami seluruh peserta sidang dan undangan mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua DPR RI, Ibu Doktor Honoris Causa Puan Maharani,” ucap pemandu rapat dalam sidang paripurna, Selasa (6/9/2022).

Jika ada orang yang tidak berilmu dan ia tidak menyadari bahwa dirinya tidak berilmu, maka itulah dungu. Jauhilah dia, karena kedunguan itu bisa menularimu.

Lho ini mereka minimal sudah makan sekolah eS De ( SD ) tetapi hatinya sudah membatu, matanya buta, perasaannya sudah beku  bukan lagi sekedar dungu tetapi sudah pada level embahnya dungu.

Rakyat sedang bergolak karena kebijakan rezim yang sudah pasti akan menimpakan kesulitan hidupnya. Kesulitan hanya untuk bertahan hidup artinya kesulitan untuk mencari sesuap nasi harian.

Mereka di mana mana turun kejalan demo hanya sekedar meminta kepada rezim penguasa cabut kebijakan kenaikan harga BBM dan minta turunkan harga BBM karena dampak ikutan membuat kesulitan dan derita rakyat merambah dan meluas kemana mana.

Di depan gedung DPR RI pintu gerbang sedang digoyang untuk dirobohkan: “astaghfirullah”, di dalam gedung DPR mereka berjoged ria dengan alunan lagu jamrud yang  mengumandang diruang wakil rakyat yang dingin sejuk . Gaya makhluk Borjuis lengkap dengan dasi menempel dilehernya – kebesaran pakaian jas masih menutupi di jasadnya , semua berjoged ria

Sementara rakyat di panas terik terus berjuang, berteriak dan agar wakil rakyat yang ada didalam gedung segera keluar  mendengar jeritan aspiranya.

Yang terjadi makhluk yang mengaku wakil rakyat tidak keluar menyambut rakyat yang konon telah memberi mandat bisa sebagai anggota DPR, yang terjadi mereka. Ini kebiadapan yang nyata di muka bumi Indonesia.

Mereka para bedebah yang mengaku wakil rakyat telah metamorfosa menjadi “jongos” kekuasaan yang dikendalikan oleh iblis Oligarki.

Honor dan fasilitas yang melimpah bagi anggota DPR dan dibayar oleh uang rakyat, telah di maknai itu adalah hak, soal kewajiban peran dan fungsi sebagai wakil rakyat kering dan menguap dalan diri mereka. Itulah watak iblis yang sebenarnya.

Mereka dibayar dengan uang rakyat, bukan harta warisan nenek moyang para wakil rakyat itu. Tapi, mengapa mereka tidak tahu malu !!!. Mereka memang sudah tidak punya kemaluan. Jangankan rasa malu dan rasa takut karena semua akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Benar kata Prof Salim Said mereka semua adalah makhluk yang Tuhan saja sudah tidak ditakuti.

Dalam Kitab Al Hikam karangan Syech Ahmad Ataillah diterangkan, mengapa Nabi Muhammad Saw disebut Abdihi Wa Rasulli. Sebab, meski dirinya dinyatakan oleh Allah sebagai Rasul, namun hakikatnya dirinya hanyalah seorang hamba.

Sifat seorang hamba yang berkedudukan sebagai Rasul sudah tentu wajib menjaga amanat “Tuhannya”. Melaksanakan perintah tanpa membantah, apalagi melawan. Sami’na wa ato’na (dengarkan perintahnya dan laksanakan tanpa argumentasi apa pun).

Ini manusia biasa yang sering disebut sebagai anggota DPR berprilaku seperti iblis. Kalau sudah begini keadaannya tidak ada lagi kompromi lawan dan musnahkan mereka.