Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan perampokan sistematis atas nama negara.
“Pengamat ekonomi Anthony Budiawan mengatakan, subsidi BBM Rp 11 triliun kenapa Jokowi bilang subsidi BBM Rp502 triliun, sisanya kemana? ini perampokan sistematis atas nama negara,” kata pengacara senior Eggi Sudjana dalam wawancara dengan Kompas TV, Senin (5/9/2022).
Kata Eggi, harga BBM Indonesia lebih mahal dibandingkan Malaysia dan Vietnam.”Ini tidak benar. Dibandingkan Malaysia Vietnam, harga BBM Indonesia lebih mahal. Ini keterlaluan,” jelas Eggi.
Global Petrol Price menuliskan rata-rata harga BBM untuk bensin di Malaysia tanggal 22 Agustus 2022 mencapai Rp6.814,37 per liter. Sementara untuk bahan bakar diesel mencapai Rp7.146,78 per liter.
Harga bensin untuk oktan 95 di Malaysia dibanderol Rp 6.814,37 per liter dan menjadi yang termurah di Asean. Harga ini lebih murah dari oktan 90 atau Pertalite yang dijual di Indonesia, yang saat ini harganya naik menjadi Rp 10 ribu per liter.
“Presiden kita tidak mengerti hukum buktinya kata subsidi tidak ada dalam UUD 45 yang ada Pasal 34 menyatakan fakir miskin dipelihara oleh negara maknanya sampai kebutuhan hidupnya dijamin negara. Dengan harga bbm naik warga Indonesia jadi susah,” papar Eggi.
Ia mengingatkan, Pasal 33 Ayat 3 UUD 45 yang berbungi ‘bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat’. “Faktanya air dikuasai Prancis melalui Danone, emas oleh Freeport,” jelasnya.
Selain itu, kata Eggi pemimpin Bangsa Indonesia pendusta. “Harusnya diberikan perlawanan bukan didukung,” tegasnya.