Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjijikkan karena sewaktu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa menolak kenaikan BBM tetapi saat ini mendukung.
“PDIP menjijikkan, saat SBY berkuasa menolak kenaikan BBM tetapi sekarang mendukung kenaikan BBM,” kata aktivis ICMI Muda Ahmad Anjay Al Baroesy kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (1/9/2022).
Menurut Ahmad, PDIP yang mengklaim bela wong cilik tidak terbukti dengan mendukung kenaikan BBM. “Penolakan BBM saat SBY berkuasa hanya sandiwara PDIP,” jelas Ahmad.
Kata Ahmad, masyarakat sudah tahu karakter PDIP yang tidak membela rakyat kecil. “Saat PDIP berkuasa, angka kemiskinan meningkat, daya beli masyarakat menurun,” ungkap Ahmad.
Ahmad mengatakan, kenaikan harga BBM berdampak kepada harga sembako. “Tak lama lagi harga sembako naik,” jelas Ahmad.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto meyakini rencana Presiden Jokowi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah keputusan yang terbaik.
Hasto berkata PDIP juga telah berusaha memberikan berbagai masukan untuk menjadi pertimbangan Jokowi.
Dalam hal yang sulit itu kami meyakini Pak Jokowi akan mengambil keputusan yang terbaik dan kami juga memberikan masukan bagaimana kami harus melakukan langkah-langkah konsolidasi dalam menghadapi masa-masa yang tidak mudah ini,” kata Hasto pada wartawan di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (31/8).
Menurutnya pemerintah juga telah melakukan berbagai kalkulasi yang seksama, termasuk dalam menghitung risiko dampak yang mungkin terjadi pada masyarakat.
Hasto mengungkap langkah penting yang dilakukan pemerintah adalah menyiapkan jaring pengaman sosial untuk mengatasi dampak tersebut.
“Tetapi yang penting saat ini pemerintah telah menyiapkan suatu bantalan sosial agar di tengah tekanan inflasi itu dampak terhadap kemiskinan, pengangguran, itu bisa ditekan dengan berbagai stimulus yang dilakukan,” paparnya.