PDIP Hampir Dipastikan Mengusung Puan Maharani di Pilpres 2024

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hampir dipastikan akan mengusung Puan Maharani pada Pilpres 2024.

Demikian dikatakan Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga kepada redaksi www.suaranasional.com, Senen (29/8/2022).

Kata Jamiluddin, Ada tiga indikasi yang menguatkan hal itu. Pertama, mesin partai banteng moncong putih sudah bergerak intensif. Mesin partai menggunakan jalur darat dan udara untuk meningkatkan elektabilitas Puan.

“Bahkan melalui serangan udara, mesin partainya mengusung jargon perempuan akan kembali memimpin. Jargon ini tampaknya akan digunakan hingga kontestasi mendatang,” ungkapnya.

Dua, kata Jamiluddin, Puan dipercaya oleh partainya untuk melobi petinggi partai. Hal itu sudah mulai dilakukannya dengan mengunjungi Nasdem Tower untuk menemui Surya Paloh.

Pertemuan itu, dilihat dari publikasi, tampaknya sukses. Semua media tampaknya tertuju pada pertemuan tersebut dan mendapat liputan yang positif.

“Tiga, Puan juga dipercaya untuk konsolidasi ke daerah. Tugas ini tampaknya sengaja diberikan untuk melihat reaksi dari internal partai di daerah terhadap Puan,” tegasnya.

Dari kunjungan Puan ke daerah tampak sambutan antusias dari internal partainya. Bahkan saat di Lampung, para srikandi PDIP tampak histeris menyambut Puan. Sambutan luar biasa juga mengemuka saat Puan berkunjung ke daerah lain.

Menurut Jamiluddin, ketiga hal itu menjadi indikasi kuat bahwa Puan memang sedang dipersiapkan untuk menjadi Capres. PDIP tampaknya tidak memiliki calon lain untuk diusung pada Pilpres 2024.

Masalahnya, memang ada dua kendala untuk memuluskan Puan menang pada Pilpres 2024.

“Pertama, faktor perempuan akan menjadi kendala Puan terpilih pada Pilpres 2024. Sebab, sebagian masyarakat Indonesia masih menilai perempuan tidak layak menjadi pemimpin,” paparnya.

Memang sebagian masyarakat perkotaan sudah mulai banyak yang mengubah pandangannya tersebut. Namun masalahnya yang berpandangan seperti itu masih kuat di pedesaan. Jumlah mereka ini tampaknya masih lebih banyak daripada yang sudah mengubah pandangannya di kota.

“Dua, elektabilitas Puan hingga saat ini masih relatif rendah. Kesannya, elektabilitas Puan agak sulit untuk dikerek. Sebab, sudah berbagai upaya dilakukan namun elektabilitas Puan tetap belum terkerek,” ujarnya.

Meskipun harus diakui, karir politik Puan sebenarnya cukup baik. Puan pernah menjadi Ketua Fraksi, menteri, dan sekarang Ketua DPR RI.

“Jadi, Puan sudah berkarier di eksekutif dan legislatif di level nasional. Kariernya itu seharusnya membuat Puan sudah matang untuk memimpin Indonesia,” pungkas Jamiluddin.