Oleh: Tarmidzi Yusuf (Pegiat Dakwah dan Sosial)
Kemarin penulis kembali mengangkat wacana duet Anies-Ganjar Pilpres Selesai. Beberapa WhatsApp group riuh merespon tulisan tersebut. PDIP sendiri belum tentu mendukung Anies-Ganjar. Beda halnya dengan Anies-Puan yang kemungkinan besar didukung PDIP.
Sesuai prediksi penulis. Pasti banyak yang pro. Tidak sedikit pula yang kontra. Respon pembaca amat beragam. Padahal itu baru wacana. Belum tentu kejadian. Belanda masih jauh.
Malah ada yang menuduh penulis dan tulisan tersebut sebagai orderan oligarki. Terlalu jauh tuduhannya. Kita belum terbiasa berlapang dada dengan perbedaan. Sehingga tak jarang setiap perbedaan dipandang sebagai perselisihan. Padahal, berbeda belum tentu berselisih. Berselisih sudah pasti berbeda.
Lumayan berisik respon pembaca. Tidak sedikit juga yang bersikap bijak. Yang penting Anies Presiden. Lain soal kalau Anies posisi calon RI 2, seratus persen kompak. Tolak.
Kemungkinan duet Anies-Puan bisa jadi. Anies-Ganjar tidak tertutup kemungkinan. Demikian pula duet Anies-AHY atau Anies-Airlangga. Dalam dunia politik, tidak ada yang tidak mungkin. Tergantung deal-deal politik dan peluang menang Pilpres 2024.
Setiap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden ada plus minusnya. baik bagi Anies, Puan maupun Ganjar. Tinggal dikalkulasi lebih banyak plus atau lebih banyak minusnya.
Menyatukan pemilih Anies, Puan dan Ganjar memang agak berat. Bagai minyak dan air. Sulit untuk dipersatukan. Keduanya punya pendukung fanatik. Kalau bersatu, ada potensi menang.
Kuncinya ada di PDIP dan Anies. Pertanyaan besarnya, tuluskah PDIP mendukung Anies? Bisakah Megawati meyakinkan pemilih fanatik PDIP agar mendukung Anies? Fifty-fifty.
Demikian pula dengan Anies. Mampukah Anies meyakinkan pendukung fanatiknya agar mau menerima Puan atau Ganjar? Harapan itu ada. Walau tidak 100 persen solid. Yakin Anies bisa meyakinkan pendukungnya.
Lain halnya dengan rencana duet Anies-AHY. Lebih mudah disatukan. Pendukung fanatik Anies tidak akan lari. Justru Anies akan mendapat tambahan dukungan dari pendukung AHY. Setali tiga uang dengan AHY dan pendukungnya.
Selanjutnya? Tergantung konstelasi politik September 2023. Politik masih sangat cair dan dinamis. Setiap saat bisa berubah. Positif thinking. Tidak pakai mencela kandidat presiden lain. Fokus tebar kebaikan dan prestasi Anies.
Biasa saja dalam merespon wacana duet Anies-Puan atau Anies-Ganjar. Jangan terlalu serius. Santai dan rileks. Calon wakil presiden masih jauh. Yang dekat itu, Anies Presiden.
Jangan sampai muncul rasa curiga bila ada opini seputar duet Anies-Puan atau Anies-Ganjar. Opini hanya sekadar cek gelombang.
Kesimpulannya dan ini menjadi PR bersama. Masih kuatnya opini dikalangan Islam tertentu kurang bersahabat dengan PDIP. Sama halnya dengan PDIP, masih belum bisa berdamai dengan PKS dan Demokrat seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto baru-baru ini. PKS dan Demokrat masih dianggap sebagai ancaman bagi PDIP. Radikal-radikul, kadran-kadrun masih jadi dagangan.
Inilah pekerjaan bersama sesama anak bangsa. Masih memandang satu sama lain dengan penuh curiga. Satu sama lain dianggap ancaman bukan dianggap sebagai partner membangun negeri.
Bandung, 27 Dzulqa’dah 1443/27 Juni 2022