Senyummu Hanya Menunda Tangis

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Pengkhianatan terasa menyakitkan karena justru dilakukan oleh orang yang mendapat kepercayaan, sosok yang dipercaya.

Pengkhianatan tidak pernah mudah ditangani dan tidak ada cara yang tepat untuk menerimanya.

Ketika menyadari bahwa dirinya telah dikhianati secara mendalam, rasa takut benar-benar mengenai dirinya. Itulah pertama kali merasakan pedihnya menjadi korban penghianat. Kemudian muncul kemarahan dan frustrasi dan kekecewaan yang mendalam

Kekuasanmu sesungguhnya sudah tamat
Tetap saja masih mendengar kata penjilat.
Mereka hanya penumpang hidup sesaat .
Begitu saatnya kekuasaanmu  menclat
Mereka akan berubah seperti ulat
Merayap ganti tempat

Para penghianat dan penjahat
Dengan leluasa mereka berakrobat
Mereka semua adalah bangsat.
Manusia yang moralnya bejat
Makhluk iblis yang jahat

Baca juga:  CDY Bertanya, Kemana Pemimpin Umat Buddha?

Bermain Srimulat
Setiap hari mencium pantat
Tampil setia seperti sahabat
Saat yang tepat akan mencegat
Kekuatannya sangat dahsyat
Memukul balik dengan granat.

Kau tak pernah menggunakan akal sehat
Tidak paham situasi sudah gawat
Tidak sadar bandit hitam konglomerat
Mereka adalah sindikat
Terus bermain dengan pat gulipat
Wajah mereka hitam pekat
Mereka semua penghianat

Aku nunggu kau terperanjat
Saat itu wajahmu pucat
Semua sudah terlambat.
Telah menempuh jalan sesat
Kau kira selama ini mereka sahabat
Saat jatuh mereka sudah melompat.

Duniamu sudah tamat
Selama ini mengabaikan semua nasehat
Hatimu tertutup dan terus tersumbat
Kau baru merintih bertobat
Saat tiba sedang sekarat
Terlambat rohmu sudah melompat

Baca juga:  Misteri Dugaan Ijazah Palsu Presiden Jokowi

Musuh yang jujur selalu lebih baik daripada teman yang berbohong. Kurangi perhatian pada apa yang dikatakan orang dan perhatikan lebih pada apa yang mereka lakukan. Tindakan mereka akan menunjukkan kebenaran sejati.

Perasaan terburuk di dunia adalah mengetahui Anda telah digunakan dan dibohongi oleh seseorang yang Anda percayai, ternyata penghianat dan dirinya telah jadi korban penghianat. Sejumlah selagi bisa tersenyum – saat ini senyummu hanya menunda tangis.