Perkembangan teknologi digital yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mempermudah aktivitas, termasuk sistem pemilu, justru mempersulit manusia dalam bekerja.
Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) menilai sistem Pemilihan Umum (Pemilu) yang diberlakukan di Indonesia saat ini merupakan yang paling rumit dan sulit di dunia.
Wakil Sekretaris Jenderal PRIMA, Anshar Manrulu mengatakan, Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL) yang digunakan dalam Pemilu 2024 mendatang memperumit parpol yang akan melakukan pendaftaran menjadi peserta pemilu Agustus mendatang.
“SIPOL KPU sekarang paling rumit di dunia, parpol baru maupun lama dipersulit untuk mendaftar,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/6).
Selain kerumitan itu, menurut Anshar, tahapan-tahapan pemilu yang dilakukan KPU seolah dikejar-kejar oleh waktu. Hal itu bisa dilihat dalam penetapan SIPOL yang mendahului penerbitan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
“Dasar hukum SIPOL tahun 2019 melalui PKPU, tahun ini mendahului PKPU,” ungkapnya.
Anshar menambahkan, tahapan pengisian SIPOL yang ditetapkan KPU juga tidak wajar dan menyulitkan parpol yang akan mendaftar. Sebab, waktu yang diberikan hanya sekira 40 hari untuk memasukkan 780 ribu basis data.
“Durasi pengisian SIPOL ini tidak wajar, waktunya terlalu mepet, dalam pemilu sebelumnya 120 hari, sekarang sekira 40 hari,” imbuhnya.
Anshar meminta agar sistem pengisian SIPOL memudahkan bagi parpol untuk melakukan pendaftaran. Setidaknya sistemnya sama dengan pemilu sebelumnya.
Ia mendorong agar DPR RI memanggil KPU terkait persoalan tersebut. Selain itu, Ia juga mengajak partai-partai lain untuk mengkritisi sistem yang tidak masuk akal itu.
“Zaman sudah modern, sistem SIPOL harusnya memudahkan bukan menyulitkan,” tutupnya.