Penemuan bahan peledak, senjata api di gedung tua Bandung milik Djie Kian Han tidak ada narasi milik terorisme.
“Bahan peledak TNT, senpi maupun peluru ditemukan di gedung tua Bandung milik Djie Kian Han tidak ada narasi terorisme. Ini berbeda jika bahan peledak itu ditemukan di rumah orang Islam, langsung dituding teroris dan memiliki jaringan tertentu,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (12/6/2022).
Menurut Muslim, isu terorisme dan radikalisme hanya menyasar kelompok Islam. “Isu terorisme dan radikalisme hanya buatan barat untuk menyudutkan Islam,” paparnya.
Kata Muslim, umat Islam di Indonesia selalu tersudutkan dengan isu terorisme dan radikalisme. “Padahal umat Islam cinta tanah air dan berkontribusi terhadap Bangsa Indonesia,” ungkap Muslim.
Polisi masih berusaha mengungkap pemilik barang-barang berbahaya, mulai dari senjata api (senpi) hingga bahan peledak TNT yang ditemukan di sebuah rumah kosong di kawasan Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.
Untuk mengungkap misteri tersebut, polisi terus melakukan pemeriksaan. Bahkan, saksi yang diperiksa hingga hari ini sudah bertambah dari sebelumnya empat orang menjadi sembilan orang. Mereka diduga mengetahui temuan barang-barang berbahaya tersebut.
“Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap sembilan saksi. Beberapa saksi yang kita periksa awal itu memang terkait dengan pengetahuannya terkait penemuan alat dan bahan peledak tersebut. Kemudian, saksi berikutnya ini hasil pengembangan terkait profil dari pemilik rumah dan juga yang menempati (rumah) pertama,” ungkap Kabid Humas Polda Jawa Barat , Kombes Pol Ibrahim Tompo di Bandung, Kamis (9/6/2022).
Meski begitu, lanjut Ibrahim, pihaknya belum mendapatkan informasi yang jelas terkait kepemilikan, termasuk asal muasal barang-barang berbahaya tersebut.
“Sampai sekarang keterangannya belum terlalu jelas karena kita baru mendapatkan informasi terkait pemilik rumah ibu DKH yang menginformasikan bahwa tempat tersebut ditempati oleh keponakannya bernama SAM yang meninggal pada November 2021,” ungkap Ibrahim.
Setelah SAM meninggal, lanjut Ibrahim, rumah kosong tersebut sempat dibersihkan. Namun, pembersihan hanya dilakukan di bagian luarnya saja. “Sempat dilakukan pembersihan oleh saudara Alay, di depan rumahnya saja. Kunci (rumah) tetap dipegang oleh pemilik rumah,” terangnya.
Ibrahim pun mengakui, upaya pemeriksaan tidak dapat dilakukan lebih mendalam. Pasalnya, DKH sebagai pemilik rumah sudah berusia lanjut.
“Kita akan menggunakan pola lain untuk melakukan pemeriksaan dan pemanggilan. Memang agendanya sudah ditentukan terhadap yang bersangkutan (DKH), namun sampai sekarang belum hadir juga untuk memberikan keterangan,” jelasnya.
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap barang-barang berbahaya tersebut, tambah Ibrahim, pihaknya juga belum mendapatkan petunjuk apapun.
“Dalam data materil yang ditemukan, memang nomor seri itu tidak menunjukkan tahun produksi, tidak menunjukkan siapa yang membuatnya. Jadi, produsennya tidak dicantumkan,” tandasnya.