Setelah upaya Presidential threshold 0% kandas, artinya upaya mempersiapkan pemimpin terbaik di Indonesia, secara konstitusi telah ditutup. Hal tersebut merupakan pelanggaran konstitusi secara resmi dari rejim penguasa. Ketidak adilan sudah secara vulgar diperlihatkan, rakyat dibuat tidak berdaya.
Prabowo Subianto sebagai peserta pilpres yang dikalahkan akhirnya bersedia menjadi Menhan yang katanya akan menyamar, ternyata malah berubah menjadi pengikut setia rezim saat ini. Kudeta tidak mungkin terjadi, karena bukan budaya TNI utk itu.
Presiden sudah tidak dipercaya rakyat kebanyakan, tapi tidak mau mundur juga. Upaya konstitusi ditutup, jalan keluar satu-satunya hanya people power, rakyat turun ke jalan. Demo secara damai rasanya tidak ada manfaatnya, karena anggota DPR dan MPR telah jadi bebek.
Mau tidak mau, hanya jalan ini yg tersedia. Jika rakyat bergerak dipimpin oleh Ulama tentu pengikutnya akan berlimpah. Ijtima Ulama dan Fatwa MUI sangat vital perannya.
Mahasiswa bergerak. Ini akan lebih baik, tapi mahasiswa sekarang bukan mhs seperti dulu, saat ini lebih mudah masuk angin, mudah diancam dan mudah dirangkul.
Siswa SMA/SMK/Aliyah dan para Santri sebenarnya lebih militan jika turun ke jalan, akan lebih baik jika bergabung dengan mahasiswa dan atau Ulama.
Buruh, Sopir angkot, bus, truk, pedagang, geng/komunitas pemuda & lansia sebaiknya bersatu dalam barisan ini.
Emak-emak tidak boleh tertinggal, justru emak-emak ini jika turun lebih efektif. Dukungan logistik dan dukungan medis tidak kalah pentingnya dalam manajemen aksi ini.
Kehadiran para Jawara dan Purnawirawan sangatlah penting untuk menjaga keamanan. Mereka ini yang berperan untuk mengamankan demo. Secara formal seharusnya merupakan tugas polisi.
Jika ada Partai yang bergerak bersama rakyat, akan jauh lebih baik, sayangnya sejauh ini Partai hanya sibuk sendiri mengurus dirinya sendiri dan memperkaya diri.
Ketidakadilan bukan hanya urusan agama Islam, tapi juga urusan semua agama. Juga urusan semua elemen rakyat.
People Power atau Silaturahmi Nasional dapat terjadi jika para pemimpin komunitas bersatu. Melepaskan dari ego masing kelompok atau komunitasnya.
Demo yg mengakibatkan kelumpuhan ekonomi, akan cepat diperhatikan. Misalnya Terminal, Pelabuhan Laut, Udara dan berbagai Fasilitas umum tidak berfungsi selama demo berjalan. Hambatan aparat tidak efektif jika semua bersatu.
Anggota TNI/Polri yang berkeinginan bersatu dengan rakyat baik tertutup maupun terbuka dalam memerangi ketidak adilan tentu akan sangat membantu.
Memet Hakim
Ketua Aliansi Profesional Indonesia Bangkit.