Di HUT 19 FSAB Bangun Penerapan Pancasila dengan Keteladanan Moral

Forum Silahturahmi Anak Bangsa (FSAB) yang dibentuk oleh anak-anak dari para tokoh yang mengalami konflik di masa lalu, yang bertekad untuk “Berhenti mewariskan konflik dan tidak membuat konflik baru”, pada 25 Mei yang lalu telah berusia 19 tahun. Dengan latar belakang keluarga yang pernah saling bermusuhan tentu memiliki tantangan yang sangat kompleks dalam kiprahnya untuk turut serta membangun kebersamaan dalam keberagaman Bangsa Indonesia.

Demikian disampaikan Suryo Susilo Ketua FSAB dalam sambutannya di acara Peringatan HUT FSAB ke 19 dan acara Halal Bi Halal Pengurus dan anggota FSAB yang digelar di Omah Pawon Resto, di Bilangan Cilandak Jakarta Selatan, Minggu, 29 Mei 2022.

“Peringatan HUT FSAB ke 19 tahun dan Halal Bi Halal FSAB secara tatap muka memang sudah di tunggu-tunggu, setelah lebih dari 2 tahun berada dalam pandemi covid-19 yang membuat kita tidak bisa bertemu seperti sekarang ini, walau demikian kegiatan FSAB terus berjalan, dalam bentuk Webinar FSAB yang telah berlangsung 7 kali dengan tema pokok “Membangun Karakter Bangsa Yang Pancasilais”, dan beberapa kali diskusi serta rapat online pada tahun 2020 hingga 2021,” ungkap Suryo Susilo di hadapan 40 orang Pengurus dan Anggota FSAB termasuk Pembina FSAB Sidarto Danusubroto.

Menurut Suryo, terkait dengan tantangan yang akan dihadapi FSAB di masa kini, masa mendatang dan juga menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045, sangatlah tidak mudah, namun demikian tantangan tersebut mesti dijawab dengan sikap sebagai anggota FSAB yang sudah bebas dari “tawanan masa lalu”, bebas dari dendam dan keinginan membalas dendam, maka diharapkan FSAB dapat menjadi teladan bagaimana bisa saling memaafkan, menjadi teladan mengesampingkan dendam pribadi, maupun golongan untuk kepentingan bangsa ke depan, kemudian menjadi teladan bagaimana membangun harmoni dalam berdemokrasi melalui kearifan musyawarah, melalui kearifan budaya, dan disamping itu anggota FSAB diharapkan dapat turut serta memudahkan pemahaman dan penerapan Pancasila melalui Keteladanan sikap, perilaku maupun karakter yang ditularkan kepada generasi milineal, sebagai bekal mereka menyongsong Indonesia Cemerlang dan 100 tahun Proklamasi di tahun 2045.

Sementara itu, di tempat yang sama, hal senada juga disampaikan Sidarto Danusubroto, kepada awak media, yang menemuinya usai acara pemotongan tumpeng dan acara makan bersama, ia mengatakan bahwa memang saat ini Indonesia sedang di hadapkan pada situasi yang sangat memerlukan upaya menumbuhkembangkan terus menerus semangat kebersamaan dalam kebhinekaan pada bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama di kalangan generasi milenial, yang apabila dicermati saat ini, mengalami krisis keteladanan dari generasi sebelumnya, karena itu tidak ada jalan lain, mereka harus mendapatkan contoh keteladanan sikap, perilaku, tindakan dan kepribadian yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila, dari generasi sebelumnya.

“Mereka memang masih sangat memerlukan teori, konsepsi tentang Pancasila, namun ternyata, tidak hanya teori saja, mereka para generasi milineal bahkan memerlukan keteladanan dari orang tuanya, atau generasi terdahulu untuk memahami dan melaksanakan Pancasila, ya, saya kira di usianya ke 19 ini FSAB dapat mengambil peran dalam keteladanan untuk menularkan pemahaman tentang Pancasila kepada generasi milineal. Selamat HUT ke 19 FSAB semoga dapat tetap terus berkiprah dan berkarya untuk bangsa dan negara, “tukas Sidarto Danusubroto yang juga anggota Wantimpres.

Sedangkan menurut Agustansil Sjahroezah (Ibong), persoalan keteladanan ini bukan hanya mesti dilakukan oleh pihak orang tua, atau juga anggota FSAB saja, tapi juga harus di tunjukkan di praktekkan oleh para negarawan, pejabat negara maupun para politisi, yang dengan penuh kesadaran harus menjadikan Pancasila sebagai falsafah hidup, bukan hanya di terapkan pada perilaku kehidupan sehari-hari saja, melainkan dalam kebijakan yang dikeluarkan untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia yang harus terlindungi kedaulatannya dari kepentingan pihak-pihak yang ingin menggantikan Pancasila.

“Ya, tentunya posisi FSAB sebagai gerakan moral, adalah memberikan dan menyampaikan keteladan moral kepada seluruh warga negara Indonesia terutama generasi milineal, Insyaallah di usia ke 19 ini FSAB dapat menjawab tantangan perkembangan bangsa dan negara ini, berkolaborasi dengan komponen bangsa yang lain, untuk turut membangun keteladanan moral demi kedaulatan bangsa menyongsong era Indonesia cemerlang di tahun 2024 mendatang,” pungkas Ibong, Wakil Ketua FSAB. (*Yudhi)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News