Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tenggelam akibat kebijakan utang luar negeri yang melampaui batas demi infrastruktur.
“Indonesia ga usah dibahas lagilah negeri sdh tenggelam ya kan (air laut mau msk istana katanya,” kata Guru Besar UI Prof Ronnie H Rusli di akun Twitter-nya @Ronnie_Rusli, Ahad (15/5/2022).
Kata Ronnie, pemerintah Jepang membatalkan pinjaman uang ke Indonesia untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Jadi mau pindah ke IKN, Jepang batalin pinjaman US$100M bohongkan Ibu Kota? skrg ngomong Tesla lagi) serba hancur2an,” ungkapnya.
Kata Ronnie, Indonesia sudah tidak bisa membayar utang luar negeri. “Serba hancur2an utangnya LN nya mau bayar pakai apa? lapangan pekerjaan ada di mana?” ujarnya.
Ekonom senior Rizal Ramli mengingatkan kembali Presiden Jokowi soal utang luar negeri yang sudah menumpuk, masuk kategori merah banget.
“Lazimnya yang dipakai di seluruh dunia itu debt service ratio yaitu berapa kita bayar utang dibandingkan ekspor. Nah, kalau Indonesia di tier 1 sudah 27 persen kalau tier 2 sudah 26 persen, padahal batas amannya itu 20 persen,” kata Rizal Ramli dalam kanal tvOne di YouTube, dipantau Jumat (2/7/2021).
Dengan posisi itu, lanjutnya, Indonesia sudah tidak bisa lagi dikatakan aman. Karena kewajiban membayar utang dan bunganya sangat besar.
“Bayangkan, untuk bayar pokoknya saja pada 2020 itu Rp456 triliun, bunganya Rp320 triliun. Jadi total itu sekitar Rp770 triliun,” ujarnya.