Tak Disambut Joe Biden di Pangkalan Militer Washington, Sastrawan Politik: Jokowi Teralienasi di AS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) teralienasi di Amerika Serikat (AS) karena tidak mendapat sambutan pejabat tinggi negara tersebut termasuk Joe Biden di Pangkalan Militer Andrews, Washington D.C.

“Jokowi tidak hanya kesepian di Indonesia. Saat berkunjung ke AS pun, Jokowi kesepian, kekuasaannya teralienasi, tak ada hiruk pikuk penyambutan dari pejabat AS,” kata Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (12/8/2022).

Jokowi hanya disambut oleh anak buahnya sendiri. Setelah pintu pesawat terbuka, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani naik ke pesawat dan mempersilakan Presiden Jokowi dan Iriana untuk turun dari pesawat.

Setibanya di hotel, hanya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang telah tiba di AS lebih awal, yang menyambut Presiden Jokowi dan rombongan.

“Jokowi benar-benar kesepian, kekuasaannya tak dianggap. Di Amerika, Jokowi teralienasi,” ungkapnya.

Khozinudin mengatakan, saat Jokowi enggan sholat idul Fitri di masjid Istiqlal dan memilih ke Yogyakarta. Kuat dugaan, di Istiqlal Jokowi akan teralienasi, tak dianggap oleh jamaah.

“Apalagi menjelang Pemilu 2024, semua sibuk membincangkan Capres walaupun masih ada presiden eksis. Jokowi seperti sudah tak dianggap, ada dan tiadanya tidak berdampak,” ungkapnya.

Yang agak mengkhawatirkan, kata Khozinudin jika alienasi itu menjadi amuk massa, kemarahan rakyat seperti di Srilanka. Di Sri Lanka, rumah perdana menterinya dibakar meskipun sudah mundur.

Nampaknya, perdana menteri Sri Lanka terlambat mundur. Rakyat sudah marah karena utang yang menumpuk ke China untuk proyek infrastruktur dan korupsi keluarga pejabat.

Menurut Khozinudin, adapun utang di Indonesia memiliki karakteristik yang mirip. Utang besar ke China untuk memuaskan syahwat infrastruktur sekaligus masifnya korupsi pejabat dan keluarganya.

“Tentu saja, apa yang terjadi di Sri Lanka bukan mustahil akan terjadi di Indonesia. Hanya saja, jika rezim mengambil langkah tepat, tidak terlambat, mungkin dampak buruk dapat dihindari. Termasuk, dapat menghindari amukan rakyat yang membakar rumah pejabat seperti di Sri Langka,” pungkas Khozinudin.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News