Oleh: Gus Zuhron
Dalam sebuah pelatihan ada seorang peserta yang menceritakan bahwa suaminya yang bekerja dalam amal usaha Muhammadiyah memutuskan untuk keluar dari Muhammadiyah, alasannya karena kecewa dengan orang-orang yang ada di dalamnya. Cerita yang berbeda kita jumpai adanya keputusan seorang pengurus Muhammadiyah tingkat Cabang menyatakan secara resmi keluar dari Muhammadiyah ditandai dengan mengembalikan KTA kepada pimpinan yang ada di atasnya. Ada pula orang Muhammadiyah berpindah rumah ideologisnya karena kepencut dengan rumah tetangga yang dianggap lebih cocok dengan suasana hati. Pilihan sikap untuk berganti baju tentu tidak perlu direspon terlalu serius.
Persoalan lain muncul manakala kita sering menjumpai ada sebagian orang yang mengaku Muhammadiyah bahkan merasa sangat Muhammadiyah namun perilakunya menunjukkan sebaliknya. Kelompok-kelompok ini dapat dibagi dalam beberapa varian.
Pertama, sinisMu, atau kelompok yang selalu sinis terhadap sepak terjang gerakan Muhammadiyah. Apapun yang dilakukan oleh orang-orang Muhammadiyah dalam usaha mengembangkan dakwahnya selalu dipandang sebelah mata. Sinis itu dapat difahami sebagai sikap mengejek atau memandang rendah, tidak melihat suatu kebaikan apa pun dan meragukan sifat baik yang ada pada sesuatu. Uniknya jenis manusia ini tetap berada di rumah besar Muhammadiyah dengan segala keanehannya.
Kedua, oportunisMu, sebuah paham yang semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa berpegang pada prinsip tertentu. Banyak orang yang sekedar nunut urip di Muhammadiyah tanpa berbuat sesuatu yang dapat membesarkan Muhammadiyah. Mencari keuntungan secara materi maupun bentuk lainya tanpa berkontribusi nyata.
Ketiga, pengurusMu, varian ini adalah jenis kelompok manusia yang tahunya Muhammadiyah itu eksis hanya setiap 5 tahun sekali. Saat Musran, Muscab, Musda dan seterusnya. Mereka semangat saat mengikuti musyawarah, vocal, ide-idenya melangit namun setelah SK sebagai pengurus turun tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi, akan muncul lagi saat agenda musyawarah 5 tahunan itu digelar.
Keempat, parasitMu, jenis kelompok orang yang hidupnya menjadi beban (membebani) orang lain. Kelompok ini sesungguhnya menjadi beban bagi Muhammadiyah sebab mereka bekerja di Muhammadiyah namun ngajinya di tempat lain, bayar zakatnya tidak lewat LazisMu, bikin amal usaha sendiri yang serupa dengan milik persyariktan Muhammadiyah, sering minta bantuan yang mengatasnamakan persyarikatan padahal untuk kepentingan pribadinya.
Kelima, kritikMu, kelompok yang hobinya mengkritik Muhammadiyah padahal keberadaanya menjadi bagian dari persyarikatan Muhammadiyah. Varian jenis ini adalah para pengkritik yang cenderung memaksakan kehendak, mengusik kemapanan namun dengan basis argumentasai yang tidak memadai. Kritiknya terkadang masuk pada bagian-bagian yang cukup sensitif dalam persyarikatan. Menbid’ahkan tarawih dengan format 4-4-3 dan meyakini bahwa yang benar hanyalah formasi 2-2-2-2-3 adalah salah satu contoh kritik dengan kedunguan argumentasi.
Keenam, nyinyirMu, adalah varian kelompok manusia dengan seabrek sikap dan sifat nyinyir pada Muhammadiyah. Gerombolan ini biasanya nyaring teriak di medsos, hoby share informasi yang tidak ada hubungannya dengan persyarikatan Muhammadiyah, namun merasa telah berbuat banyak bagi Muhammadiyah.
Jika diteliti lebih lanjut barangkali akan ditemukan bentuk varian lain yang sesungguhnya menjadi bagian dari pandemi ideologis bagi Muhammadiyah. Mereka merasa menjadi bagian dari Muhammadiyah namun sebenarnya hanya PURA-PURA JADI MUHAMMADIYAH. Waspadalah-waspadalah.