Presiden dan Jajarannya Berpotensi Sebagai Pengkhianat Bangsa

Oleh: Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Pertahanan negara saat ini benar benar sedang dipertaruhkan rezim saat ini seperti sudah tidak peduli lagi untuk melindungi negara ini, bukan lemah tetapi pembiaran negara di acak acak bangsa lain. Wajar bagi mereka yang punya rasa memiliki NKRI dan kualifikasi pengalaman yang bertugas sebagai pengawal keamanan negara wajar  muncul rasa khawatir.

Hegemoni atau pengaruh negara China di Indonesia saat ini sangat besar. Tidak mungkin rezim sampai tidak tahu ancaman serius ini. Ancaman itu terlihat dengan mata telanjang, ketika penduduk China berbondong – bondong datang ke Indonesia dan menguasai beberapa sektor penting. Bahkan, ia melihat hal itu seakan sengaja dibiarkan oleh pemerintah dengan motif investasi dan motif tertentu lainnya dari para Oligarki.

Cara dan ambisi China dalam menguasai sebuah negara seperti Xinjiang, Mongolia, Tibet dan negara lainnya yang terlilit utang China. Awalnya seolah beri bantuan, bangun infrastruktur dengan skema turn-key project. Dan pemberian hutang tanpa kendali – dan China mengetahui negara tersebut akhirnya tidak akan mampu mengembalikan utang utangnya.

Ternyata yang dikirim tenaga kerjanya adalah tentara terlatih, proyek China diketahui atas kendali proyek OBOR (One Belt One Road) atau yang kini telah direvisi menjadi proyek Belt Road Initiative (BRI). Dalam skema proyek tersebut, tidak akan tarik kembali kembali tenaga kerja China yang telah dilepas kenegara lain menyertai dan berlindung dengan proyek proyek investasi yang sarat politik aneksasi.  Dengan tugas militer, setelah cukup waktu dan kuat, baru negara tersebut direbut dan dikuasai.

Keberadaan tenaga kerja China di berbagai negara yang akan dan sudah melakukan aneksasi mirip terjadi di Indonesia. Cara tersebut sangat mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia saat ini. Pertanyaannya besar kenapa negara seperti melakukan pembiaran seolah sudah tunduk terhadap kehadiran penjajah kolonial baru.

Saat ini tak ada lagi kewaspadaan nasional bangsa kita. Ancaman komunis sudah masuk hampir ke seluruh sendi bernegara Indonesia. ancaman komunis itu bukan kebangkitan lagi, tapi sudah masuk hampir ke seluruh sendi bernegara kita.

Berkali kali mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo – dengan jelas dan terang benderang mengingat bahaya komunis yang sudah masuk ke jajaran semua lembaga negara tak terkecuali masuk ke tubuh militer. Sekalipun ditentang banyak pihak tetapi peringatan tersebut sejalan dengan berjalannya waktu akan terbukti kebenarannya.

Sebagian dari pengamat militer dari para purnawirawan sampai mengatakan terkutuklah kalian jika kelak terjadi bencana di negara ini, akibat kalian yang ceroboh dalam mengelola negara. Presiden dan jajarannya berpotensi sebagai penghianat bangsa. Membuka negara dari indikasi para militer yang akan menguasai negara ini.

Tragis benar, otoritas hak-hak kewargaannya terpenjara sistem yang buruk, yang tak bermodal pengalaman dan kosong dari kemampuan menjaga kedaulatan negara dan hilangnya alam pertahanan untuk menjaga kedaulatan negara.

Keadaan makin parah akibat The wrong man in the wrong place with the wrong idea and idealism (Orang yang salah di tempat yang salah dengan ide dan cita-cita yang salah).

Apapun teorinya untuk keluar dari kemelut ini hanya ada jalan People Power atau Revolusi – dan kudeta militer sekalipun kita mengetahui TNI kita akan menjauhi cara cara seperti itu .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News