Pejabat di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menjadi bagian agen pemecah belah bangsa Indonesia.
“Kalian di BPIP malahan menjadi bagian dari agen pemecah belah,” kata aktivis senior Dedi Ekadibrata di akun Twitter-nya @ekadibrata, Rabu (20/4/2022).
Dedi mengatakan seperti itu menanggapi berita dari democrazy.id berjudul “BPIP: Rakyat Kini Mudah Terbelah, Semua Asalnya Dari Medsos dan Grup WA!”
Kata Dedi, para pejabat BPIP sangat memalukan mendapat gaji dari rakyat tetapi memecah belah bangsa. “Sungguh memalukan..makan gaji dari keringat rakyat,” papar tahanan politik era Seoharto saat membela petani Cijayanti, Bogor.
Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah menilai BPIP telah kehilangan arah yang akut dan cenderung mengidap ‘skizofrenia’, sejenis gangguan jiwa dalam proses berpikir terbelah yang halusinatif dan paranoia, dalam merespon isu-isu besar nasional. Sehingga, tidak tahu dan tak mengerti apa yang harus dilakukan.
Toto menilai perlu dilakukan evaluasi total terhadap keberadaan lembaga negara yang diberi tugas khusus dalam pembinaan Ideologi Pancasila ini. Apalagi, menyangkut anggaran yang tidak kecil buat menghidupi lembaga tersebut.
Idealnya, lanjut Toto, ditengah negara dan bangsa yang sedang mengalami rentetan masalah besar saat ini, termasuk wabah covid-19, BPIP harusnya tampil dengan program besar, bukan ide kerdil dan dangkal.