Demo Terus Berlangsung di Berbagai Daerah, IDe: Akibat Jokowi Selalu Ingkar Janji

Demo mahasiswa di berbagai daerah akibat Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu ingkar janji. Walaupun Jokowi memastikan tidak ada penundaan pemilu pengalaman selama ini mantan Wali Kota Solo itu tidak sesuai yang diucapkannya.

“Pasalnya, dari pengalaman sebelumnya, Jokowi tidak memandang serius janji yang ia nyatakan. Apa yang janjikan bertentangan dengan perbuatannya,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy Efucation (IDe) Smith Alhadar kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (15/4/2022).

Faktor lain masih berlangsungnya demo mahasiswa di berbagai daerah, kata Smith, meningkatnya harga berbagai kebutuhan pokok.

“Keresahan sosial meluas akibat meningkatnya komoditas pangan dan BBM sebagai akibat dari ketundukan rezim pada kemauan oligarki (mafia),” papar Smith.

Ia juga mengatakan, Jokowi, yang dulu dipilih karena mengesankan kebaruan dan kerakyatan pada dirinya, ternyata secara perlahan menyeret Indonesia memasuki kembali alam Orde Baru, yang ditumbangkan mahasiswa dengan darah dan air mata. Ini konsekuensi dari pelimpahan kekuasaan presiden — akibat Jokowi tak punya visi mengenai Indonesia masa depan — kepada Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan (LBP), penganut ideologi Orba berbasis developmentalism dan extractivism.

Ciri-ciri Orba, di antaranya, membiarkan merajalelanya KKN. Ingat, rezim Jokowi mempreteli wewenang KPK dan mendukung anak dan mantu presiden meraih kekuasaan politik. Lalu, memanjakan konglomerat atau oligarki yang terlihat dari pembentukan UU Cipta Kerja dan pemindahan IKN.

“Berikut adalah pembiaran terhadap pengrusakan lingkungan demi mengejar investasi di sektor pertambangan melalui UU Minerba. Dan ambisi memperpanjang kekuasaan melalui rencana perpanjangan masa jabatan presiden meskipun menabrak konstitusi. Mengawinkan oligarki parpol dengan oligarki ekonomi sebagai episentrum kekuasaan. Terakhir, merepresi oposisi,” ungkapnya.

Sementara itu, kata Smith, rakyat seperti anak ayam kelihatan induk ketika para intelektual dan akademisi — yang dulu berperan sebagai pelita bangsa di tengah kegelapan yang diciptakan rezim Orba — kini telah terkooptasi ke dalam rezim Jokowi.

“Mereka dimanjakan dengan berbagai fasilitas, termasuk merekrut mereka sebagai pejabat BUMN,” pungkas Smith.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News