Metode Mencari Sosok Pemimpin di Wilayah Nyi Ageng Serang (Catatan Pilkades)

Oleh: Andi Kusnanto (Kepala Sekolah SMK Pelita Bangsa Sumberlawang Sragen Jateng)

Selamat Pagi…. Para Siswa…, hari ini PJJ, jadi tdk ada tanya jawab langsung iya?, 0ke siap dilanjutkan iya…?,siap menerima materi?,wess pokoknya Pak Guru udah siap semuanya…. ,sebentar ini ceritanya…

Memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif(tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib….

Ceritanya begini….., Sebuah kerajaan antah berantah dipimpin seorang Raja yang bijaksana. Hingga suatu ketika sang Raja dihadapkan sebuah masalah dimana satu wilayah kekuasaanya belum menemukan sosok untuk memimpinnya. Menanggapi prihal tsb maka sang Raja pun segera memerintahkan Penasehatnya untuk membuat sayembara untuk memilih sosok pemimpin yang jujur. Mengetahui akan kabar tersebut, maka datanglah tiga orang yang berminat menjadi pemimpin wilayah itu. Sampailah mereka di istana dan mereka pun diseleksi langsung oleh sang Raja.

Raja : Terima kasih atas kedatangan kalian kemari, seperti kalian ketahui saya sedang membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya untuk memimpin sebuah wilayah yang menjadi kekuasaanku. Dikarenakan hal itu maka saya akan memberikan ujian kepada kalian bertiga. Saya mempunyai tiga buah benih kacang dan benih ini saya akan berikan masing-masing satu kepada kalian bertiga. Tanam benih ini ditempat kalian tinggal, kiranya 1 bulan dari sekarang kembalilah kalian kemari untuk melaporkan mengenai perkembangan benih itu kepada saya.

(tanpa lama-lama setelah menerima benih kacang tsb, pergilah ketiga orang tsb kembali ke tempat mereka tinggal masing-masing untuk melaksanakan apa sang Raja perintahkan), Tepatnya satu bulan, ketiga orang datang kembali ke istana untuk melaporkan perkembangan benih kacang ke Sang Raja.

Laporannya sebagai berikut….
Orang pertama : Paduka Raja, saya datang untuk melaporkan bahwa benih kacang yang Paduka Raja berikan sudah saya tanam dan saya rawat dengan baik, hingga benih kacang itu tumbuh sangat subur di tempat saya.

Orang kedua : (tak mau kalah dengan orang pertama) Paduka Raja, saya datang melaporkan bahwa benih kacang yang Paduka Raja berikan sudah saya tanam dan rawat dengan baik sehingga tumbuh serta hasil panennya berlimpah ruah di tempat saya.

Orang ketiga (orang ketiga ini hanya terdiam termenung mendengar apa yang diceritakan orang pertama dan kedua) Lalu ia pun melapor ke sang Raja. Mohon maaf Paduka Raja, beribu-ribu mohon maaf kepada Paduka. Benih kacang yang Paduka Raja berikan sudah saya tanam dan saya rawat, namun benih kacang itu tidak sama sekali tumbuh apapun di tempat saya.

Raja : (mendengar laporan orang ketiga sang Raja pun tertawa) Orang ketiga maka kamulah yang akan memimpin wilayah itu. (mendengar apa yang dikatakan sang Raja sontak mengagetkan orang pertama dan kedua yang bingung mengapa Raja memilih orang ketiga, dan sang Raja pun menjelaskannya) Benar saya telah berikan benih kacang masing-masing satu kepada kalian bertiga, namun bagaimana mungkin benih kacang itu akan tumbuh subur sedangkan benih kacang itu sesuai perintah saya telah direbus sebelumnya. Lebih jelasnya baca dan lihat link sebagai berikut…

https://www.kompasiana.com/santarosa/memilih-pemimpin-yang-jujur-kisah-raja-dan-benih-kacang_552e2c2b6ea8341b158b4583

https://www.bola.com/ragam/read/4325189/31-kata-kata-bijak-tentang-pemimpin-menjadi-perenungan-dan-inspirasi

Mencari memilih pemimpin dengan Konsep Agama Islam sbb..
https://www.republika.co.id/berita/o4xu1a374/pilih-pemimpin-ini-4-syaratnya-menurut-alquran

Penjelasannya sebagai berikut…..,
Di Dalam Alquran Surah Al Maidah ayat 55. “Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan ada empat syarat seseorang layak dipilih sebagai pemimpin. Persyaratan ini berlaku dalam memilih seorang pemimpin di level apa pun,” tutur KH.Prof.DR.Didin Hafinuddin

Pertama, kata Didin, beriman kepada Allah (Mukmin) dan beragama Islam (Muslim) yang baik. “Yakni seorang Muslim yang memiliki dua sifat, seperti disebutkan dalam Alquran Surah Yusuf ayat 55, “hafizhun ‘alim”,” papar Didin yang juga seorang pakar ekonomi syariah.

“Hafizhun”, kata mantan Ketua Umum Baznas tersebut, artinya adalah seorang yang pandai menjaga. Yakni, seorang yang punya integritas, kepribadian yang kuat, amanah, jujur dan akhlaknya mulia, sehingga patut menjadi teladan bagi orang lain atau rakyat yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang amanah, kata Didin, akan berusaha sekuat tenaga untuk menyejahterakan rakyatnya, walaupun sumber daya alamnya terbatas. Sebaliknya pemimpin yang khianat sibuk memperkaya diri sendiri dan keluarga serta kolega-koleganya, dan membiarkan rakyatnya tak berdaya.

“Rasulullah SAW mengingatkan, sifat amanah akan menarik keberkahan, sedangkan sifat khianat akan mendorong kefakiran,” papar Didin yang juga pimpinan Pesantren Mahasiswa dan Sarjana Ulil Albab, Bogor.

Adapun “’Alim”, kata Didin, artinya adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk memimpin rakyatnya dan membawa mereka hidup lebih sejahtera.

Menurut Didin, fakta menunjukkan Indonesia pernah mempunyai seorang pemimpin Muslim yang amanah dan berpengetahuan tinggi (hafizhun ‘alim), yakni Prof Dr BJ Habibie. “Beliau ahli tahajud, ahli puasa Senin Kamis, gemar membaca Alquran, dan seorang ahli pesawat yang keilmuannya diakui oleh dunia internasional. Selama menjadi presiden RI, beliau terbukti sukses melaksanakan tugasnya,” ujar Didin.

Syarat kedua untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran, kata Didin, rajin menegakkan shalat. Sebab, shalat adalah barometer akhlak manusia. “Pemimpin yang baik dan layak dipilih adalah pemimpin yang menegakkan shalat. Shalat melahirkan tanggung jawab. Kesadaran keimanan/tauhid/transendental dibangun melalui shalat,” tutur Didin.

Syarat ketiga untuk menjadi seorang pemimpin menurut Alquran, ujar Didin, gemar menunaikan zakat dan sedekah. “Zakat itu bukan membersihkan harta yang kotor, melainkan membersihkan harta kita (harta yang bersih) dari hak orang lain,” kata Didin.

Didin mengemukakan, seorang pemimpin yang rajin berzakat dan berinfak, tidak akan korupsi.”Sebab dia yakin Allah sudah menjamin rezekinya, dan sesungguhnya rezeki yang halal lebih banyak daripada rezeki yang haram. Kalau sudah yakin seperti itu, untuk apa melakukan korupsi yang sangat dibenci Allah?” tegas Didin.

Adapun syarat pemimpin yang keempat menurut Alquran, kata Didin, adalah suka berjamaah. “Artinya suka bergaul dengan masyarakat, berusaha mengetahui keadaan rakyatnya dengan sebaik-baiknya, dan mencarikan jalan keluar atas persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakatnya,” ujarnya.

Sifat suka berjamaah atau memperhatikan masyarakat ini, Didin menambahkan, ditunjukkan dalam shalat fardhu berjamaah. Rasulullah setiap selesai shalat fardhu berjamaah lalu duduk menghadap kepada jamaah…..

Untuk Pemimpin yg lewat PILKADES, saya minta Para Siswa lakukan dan ikut proses PILKADES yg akan datang, yg jelas mulai saat kini wajib menulis dan mengisi rekam jejaknya secara baik dsn terinci, nggeh…., Insya Allah… Pak Guru, udah dulu iya…. Bersambung…..

Tetap semangat
dan pantang menyerah dalam mewujudkan impian dan cita-cita bersama salah satunya lewat dunia pendidikan dan lewat pengabdian di Kecamatan Sumberlawang Sragen Jateng, dan Indonesia Raya tercinta, teriring salam dan doa, semoga ditambahkan sehat walafiat, selamat dan sukses selalu… Gusti Allah SWT meridho niat kita bersama….
Bersambung…… 🙏🙏🙏

.,.,.,.,.,.,.,Disajikan dan ditulis-saat ini sedang…..diterangkan kembali oleh
Andi Kusnanto selalu Guru dengan NUPTK dengan nomor 6642754655110032 yg ditugaskan oleh Yayasan PBS Sumberlawang sebagai Kepala Sekolah SMK Pelita Bangsa Sumberlawang Sragen Jateng, Secara Pribadi-atau selaku Pak Guru-saat ini adalah Mahasiswa Strata 2 di Kampus IKOPIN University Jatinangor-Sumedang Bandung, sedang berproses….Insya Allah……secara bersambung,.,.,.,.,.,.,,.🙏🙏🙏

Manahan Solo, Jateng
Minggu Legi, 10 April 2022

Simak berita dan artikel lainnya di Google News