Sekulerisasi sukses menembus jantung umat Islam melalui pesantren, madrasah dan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN)
“Kini sekularisasi langsung ke jantung umat Islam, pesantren/madrasah/PTAIN. Sukses,” kata Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof Aidul Fitriciada di akun Twitter-nya @AidulFa, Selasa (5/4/2022).
Kata Aidul, di era Orde Baru, sekulerisasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daud Joesoef mengalami kegagalan.
“Upaya sekularisasi pendidikan oleh Daud Joesoef gagal. Mobilitas anak² muslim lewat pendidikan Orde Baru justru mendorong kebangkitan Islam di sekolah umum/negeri/PTN,” jelas Aidul.
Marwan Saridjo dalam Tragedi Daoed Joesoef: Catatan Atas Otobiografi Dia dan Aku(2007: 45) menulis Daoed Joesoef dikenal karena kebijakan melarang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah umum. “Para siswa putri yang tetap bertahan memakai jilbab menjadi korban,” tulis Marwan Saridjo (hlm. 85).
Jika si siswa putri itu bgotot dengan jilbabnya, dia harus pindah ke sekolah agama (madrasah) atau dikeluarkan dari sekolahnya. Di masa Orde Baru, jilbab memang dicap eksklusif.
Menurut Salim Said dalam Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto (2016), Daoed Joesoef memang dikenal sekuler (yang memisahkan agama dengan negara), dan bisa jadi dicap anti-Islam, meski dia sendiri orang Islam.