Anjing Peking

Sutoyo Abadi (Koordinator Kajian Politik Merah Putih)

Amien Rais meminta Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk berkonsultasi ke psikolog. Pasalnya, Amien mencurigai dua sosok tersebut menderita narsisistik megalomania yang terlihat dari sikap merasa paling tahu, benar, dan menganggap diri sebagai penyelamat bangsa satu-satunya”.

Amien Rais menyebut Jokowi dan Luhut rezim yang paranoid hingga ugal-ugalan. Kritikan itu disampaikan Amien Rais melalui video yang diunggah di akun YouTube Amien Rais Official – diposting pada Sabtu (2/4/2022).

Ciri paranoid adalah rasa tidak pernah secure, aman. Kemudian cara menutupi kelemahannya dengan cara menggertak, dengan mengancam, dengan mengerahkan massa yang masif, bahwa duet ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan bangsa ini

Diperparah dengan posisi Luhut yang kini dipercaya Presiden Joko Widodo untuk menangani berbagai persoalan bangsa. Ia dijuluki “menteri segala urusan” Mulai disejajarkan dengan peran Subandrio sebagai Anjing Peking. Menyibak sejarah Subandrio dijuluki “Anjing Peking” oleh mahasiswa lantaran pro terhadap Beijing. Dugaan kuat LBP sesuai remot dr Peking untuk memperpanjang masa jabatan Presiden. Akan mengulang sejarah Subandrio.

Pemerintah China akan menyeret atau membuat perhitungan dengan LBP jika sampai 3 periode atau perpanjangan masa jabatan presiden sampai gagal. Karena syarat untuk meneruskan program OBOR antara lain adalah perpanjangan masa jabatan dan atau 3 periode. China sudah jadikan LBP sebagai man of gate nya.

Tugas kepada LBP Aut non tetaris, air perfice (laksanakan hingga tuntas atau jangan mengupayakan sama sekali) – (Ovid), sampai lupa diri kapan dirinya harus berhenti.

Karena beban dan bahaya yang sangat besar maka LBP akan jalan terus sementara kuasa Presiden sudah dilampaui kuasa LBP. Mustahil bisa mengingatkan apalagi menghentikan LBP, taruhannya harus mengikuti alur strategi seperti yang di jalankan Subandrio sebagai Anjing Peking.

Semua rambu rambu konstitusi di tabrak : “Melangkah terlalu jauh sama buruknya dengan belum apa apa sudah jatuh” (Kong Hu Chu).

Kondisi seperti ini menunjukkan secara konsisten, Jokowi dan LBP membidik terlalu tinggi, padahal seandainya berhenti mengambil posisi mau mentaati kostistusi (bukan membuat makar konstitusi) masih ada kesempatan untuk meraih keseimbangan dan tidak jatuh pada paranoid dan jatuh pada straegi harus dipaksa mengikuti strategi arah politik Anjing Peking. Prof. Salim Said mengatakan jangan kaget kalau rezim ini pro PKI.

Mengahiri kekuasaan dengan buruk tidaklah ada nilainya dan tidak ada pembalikan Kekalahan jangka pendek adalah lebih baik daripada bencana jangka panjang. Hikmah adalah mengetahui kapan hendaknya harus berhenti, jangan sampai jatuh menjadi paranoid.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News