Sebut Penceramah Radikal yang Membenci Pemerintah, Sastrawan Politik: BNPT Ngawur

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terlihat ngawur menyebut ciri-ciri penceramah radikal di antaranya membenci pemerintah.

“Ciri ngawur BNPT menyebut penceramah radikal yang membenci pemerintah. Ajaran Islam yang terpenting itu adalah dakwah. Dakwah meluruskan penguasa, itu tanda cintanya rakyat kepada penguasa,” kata sastrawan politik Ahmad Khozinudin kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (6/3/2022).

Kata Khozinudin, dalam ajaran Islam ada perintah amar ma’ruf nahi munkar termasuk kepada pemerintah.

“Apa dasarnya menjadikan dakwah amar makruf nahi munkar kepada penguasa sebagai ciri radikal, dituduh anti pemerintah ? Partai oposisi itu biasa menentang pemerintah. Sebenarnya, yang radikal itu umat Islam atau BNPT?” tanya Khozinudin.

BNPT menyebut penceramah radikal adalah yang memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman.

“Kalau itu terkait ibadah, umat Islam memang ekslusif. Umat Islam tidak mau mencampuri ibadah agama lain, dan tidak mau pula agama lain ikut ibadah umat Islam. Umat Islam ibadah di masjid, tidak menggangu yang ke gereja atau ke wihara. Tapi umat Islam, juga ogah ke gereja dengan dalih pluralisme,” jelasnya.

Kata Khozinudin, BNPT menyebut penceramah radikal adalah yang mengajarkan ajaran yang anti Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional. Kriteria ini tendensius dan rawan dijadikan alat gebuk pada ajaran Islam Khilafah.

“Ajaran yang bertentangan dengan Pancasila, tidak pernah didefinisikan secara jujur. Kapitalisme liberal yang diterapkan di negeri ini, yang menyebabkan rakyat sengsara, seluruh tambang dikuasai swasta, asing dan aseng, tidak pernah disebut bertentangan dengan Pancasila. Ajaran komunisme dan sosialisme, juga tidak diungkap. Pancasila hanya dijadikan alat gebuk kepada Islam dan ajarannya, baik jihad dan terkhusus Khilafah,” ungkapnya.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News