Adakan Harlah NU, Pengamat: PDIP Ingin Kembalikan Romantisme Kejayaan PNI-NU Merah

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengadakan harlah NU merupakan cara partai berlambang Banteng Moncong Putih mengembalikan romantisme kejayaan PNI-NU merah di era Orde Lama (Orla).

Demikian dikatakan pengamat politik Nazar El Mahfudzi dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Ahad (13/2/2022). “Bendahara PBNU dijabat politikus PDIP menunjukkan hubungan yang era PDIP dan NU,” ungkapnya.

Kata Nazar, di Era Orde Lama tiga kekuatan Nasionalis, Agama dan Komunis (Nasakom) menjadi penumpang kekuatan Soekarno. “Saat ini, komunis sudah tidak ada lagi, PDIP dan NU menjadi penumpang kekuatan kekuasaan yang dipegang PDIP,” jelasnya.

Nazar mengatakan, saat ini NU bukan partai politik seperti di era Orde Lama. “Warga NU sendiri sudah mempunyai aspirasi politik di PKB. Suara PKB bisa tergerus adanya manuver PDIP yang menjalin kerja sama dengan NU,” ungkapnya.

Tersisihnya PKB atas manuver PDIP, kata Nazar terlihat ketidakhadiran Muhaimin Iskandar (Cak Imin) harlah yang diadakan partai berlambang Banteng Moncong Putih. “Saat pelantikan pengurus PBNU Cak Imin juga tidak hadir,” jelas Nazar.

Langkah PBNU yang berupaya menyingkirkan PKB, kata Nazar dijawab Cak Imin keliling pulau Jawa menemui pengurus cabang NU. “Pengurus cabang NU di berbagai daerah mendukung dan mendoakan Cak Imin menjadi Presiden Indonesia 2024,” ungkap Nazar.

Nazar mengatakan, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) terlihat membawa suara NU ke PDIP. “Harusnya Gus Yahya memegang pernyataannya yang tidak menginginkan NU berpolitik praktis,” jelas Nazar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News