Kehadiran Donny Imam Priambodo Ketua DPP Partai NasDem Bidang Digital dan Siber, dan Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, IGK Manila di Munas XI ORARI Lanjutan di Bengkulu yang melanggar AD/ART ORARI, yang kemudian Dony Imam Priambodo dipilih sebagai Ketua Umum ORARI Pusat, dan IGK Manila sebagai Ketua Dewan Pengawas & Penasehat ORARI Pusat, mengindikasikan suatu situasi yang memperlihatkan adanya tindakan mengabaikan asas kepatutan maupun asas kepatuhan. Tidak patut karena mereka berdua terpilih dalam forum yang melanggar AD/ART ORARI dan berdampak memperuncing konflik di internal ORARI, tidak patuh karena mereka berdua terpilih melalui forum yang dihadiri oleh mereka yang mengabaikan dan melanggar AD/ART ORARI. Tindakan mereka berdua tersebut, di duga juga mengabaikan semangat restorasi yang selama ini didengungkan oleh Partai Nasdem, demikian disampaikan Ratih Paulina Koordinator Himpunan Milineal Amatir Radio Indonesia, saat dihubungi awak media, Jum’at, 14 Januari 2022 di Jakarta
“Kami menduga tindakan yang dilakukan oleh mereka tersebut ini bertentangan dengan semangat restorasi yang selalu didengungkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem beserta seluruh pimpinan,kader maupun anggota Partai Nasdem di seluruh wilayah Indonesia, dan bahkan di duga tindakan tersebut merupakan manivestasi dari pola pikir di masa lalu, yang bertentangan dengan nilai-nilai demokratisasi maupun semangat restorasi yang didengungkan oleh Partai Nasdem,” ungkap Ratih Paulina (21) Koordinator Himpunan Milineal Amatir Radio Indonesia, yang juga seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kawasan Jakarta Selatan.
Menurut Ratih, bukan hanya itu, dari informasi yang diperolehnya, menyebutkan bahwa kondisi silang pendapat di internal ORARI semakin diperuncing oleh Menkominfo Johnny Gerard Plate yang sekarang masih menjabat sebagai Sekjen DPP Partai Nasdem, justru terindikasi berpihak kepada kubu yang menyelenggarakan Munas XI ORARI Lanjutan di Bengkulu yang melanggar AD/ART ORARI, dan bahkan Beliau mengeluarkan surat keputusan no.575 Tahun 2021 Tentang Pengukuhan Kepengurusan Pusat Organisasi Amatir Radio Indonesia periode 2021-2026. Dengan sikap Menkominfo tersebut berakibat memecah belah persatuan di internal ORARI.
Hal senada juga disampaikan Andi Hambali dari Gerakan Manivestasi Rakyat Milineal kepada awak media, ia menyampaikan bahwa dengan adanya tiga orang kader Partai Nasdem, yakni Johnny Gerard Plate yang masih menjabat sebagai Sekjen DPP Partai Nasdem, Donny Imam Priambodo Ketua DPP Partai NasDem Bidang Digital dan Siber, serta Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, IGK Manila, memunculkan dugaan bahwa mereka menjadi biang keladi semakin runcingnya perpecahan di internal ORARI melalui cara-cara yang tidak demokratis, tidak beretika, dan bertentangan dengan semangat Restorasi yang selama ini didengungkan oleh Partai Nasdem.
“Atas tindakan mereka tersebut, kami bersama rekan-rekan Milineal yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Penggemar Radio Amatir Indonesia, dari kesadaran kami sebagai generasi Milineal yang menggemari kegiatan Radio Amatir, dan tidak menghendaki adanya perpecahan di tubuh ORARI, telah mengadukan sepak terjang mereka bertiga tersebut itu ke Bapak Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem, Hari ini kami sudah bersurat ke beliau, agar beliau dapat segera bertindak tegas terhadap apa yang sudah dilakukan oleh mereka yang merupakan kader dan sekaligus elit politik Partai NasDem,” tukas Andi Hambali.
Selain itu, lanjut Andi Hambali, dirinya bersama rekan-rekan dari kalangan Milineal, juga mendesak agar Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem, yang selama ini selalu berteriak lantang tentang Restorasi Indonesia, gerakan Bela Negara, yang mengutamakan persatuan dan kesatuan, demokratisasi, etika berpolitik maupun berorganisasi, serta taat azas organisasi, beliau harus membuktikan ucapannya tersebut dengan tidak membiarkan, tindakan ketiga kader Partai NasDem tersebut, yang diduga mengabaikan nilai-nilai gerakan restorasi demi terpenuhinya ambisi politik pribadi maupun diduga juga untuk kepentingan politik kelompok.
“Ya, kalau Bapak Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem tidak memberikan sanksi apapun terhadap mereka bertiga tersebut, maka akan berdampak semakin berkurangnya kepercayaan rakyat terutama kalangan generasi Milineal terhadap Partai NasDem, karena ternyata restorasi yang ditawarkan oleh Partai Nasdem hanya basa-basi politik, terbukti dengan melakukan pembiaran terhadap ketiga kadernya tersebut yang diduga menjadi biang keladi kegaduhan dan memperuncing konflik di internal ORARI yang merupakan asset bangsa Indonesia dan cadangan nasional di bidang komunikasi, yang sudah dibangun sejak 53 tahun lalu. Jangan bohongi kami dan rakyat dengan Gerakan Restorasi basa-basi,” pungkas Andi Hambali seorang mahasiswa perantauan dari Bugis, yang menimba ilmu di Fakultas Teknologi Informasi di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di kawasan Jakarta Timur ini. (Tonny S).